Jumat, 09 Maret 2012

SOAL

SOAL UTS

1.      Setelah datang pada keesokan harinya, maka Hang Tuah pun membelah kayu api sebagai sediakala. Maka dengan takdir Allah ta’ala, orang mengamuk pun datang di tengah pasar, terlalu banyak orang mati dan luka. Maka segala orang berkedai itu pun meninggalkan kedainya, lari masuk ke dalam kampung. Maka gemparlah negeri Bintan itu, terlalu banyak huru-hara; orang pun lari tiada berketahuan. Maka kata orang lari itu , ” Hai, Hang Tuah, hendak matikah engkau tiada lari masuk ke kampung?”.................
Maka orang mengamuk itu pun datanglah ke hadapan Hang Tuah serta ditikamnya dada Hang Tuah, diparangnya oleh Hang Tuah kepala orang itu dengan kapaknya, kena kepalanya, belah dua, lalu mati. dipertubi-tubikannya. Maka Hang Tuah pun melompat menyalahkan tikaman orang itu. Maka Maka segala orang banyak itu pun semuanya heran.

”Bapak sih kurang usaha dan kurang kemauan!” Ia tertunduk malas dan lesu. Ini bukan yang pertama. ”Coba Bapak lebih aktif sedikit. Lebih bersemangat, begitu. Bayangkan, ini baru tanggal sebelas, dan kita sudah tidak punya apa-apa. Tukang kredit sudah berkali-kali menagih. Uang cicilan TV belum kita lunasi.”

Dua potongan wacana di atas menunjukkan adanya...
  1. Perbedaan penggunaan konjungsi.
  2. Hikayat tidak mencantumkan latar.
  3. Hikayat bercerita tentang kepahlawanan
  4. Hikayat bercerita tentang masalah keseharian
  5. Cerpen tidak menyiratkan perwatakan.

2.                                                                               GADIS
(mengulurkan tangannya) Selamat tinggal dan terima kasih. Jasa mas terhadap saya dan ibu tak dapat rasanya saya balas. Dan saya ingin sekali dapat berbuatsesuatu untuk mas. Apa yang bisa saya lakukan?
SUDARSO
(memandangnya dan lambat laun mendapat pikiran) Ya, ya ada, hanya barangkali...
GADIS
Bilanglah
SUDARSO
Saya tak bisa mengatakannya. Tidak apa-apa. Pergilah!
GADIS
Katakanlah. Saya sedia melakukannya, karena......Katakanlah!
SUDARSO
(suara lemas dan putus asa) Selama beberapa bulan saya di penjara ini kaulah gadis yang pertama-tama saya lihat. Dan saya tak pernah rasa sangat sepi terutama tadi malam dan jika kau sungguh hendak berbuat sesuatu karena Mas Tono dan kau segera akan pergi dan saya tak punya ibu atau adik atau orang lain yang akan mengucapkan selamat tinggal pada saya – krena itu, kalau bisa-nyatakanlah sungguh-sungguh selamat tinggal pada saya- (dia sejenak memandangnya dan mengerti tersipu, dan mendekat. Sudarso memeluknya dan mencium keningnya dua kali parau). Selamat jalan, adikku.
GADIS
Selamat malam (dia mencoba tersenyum). Selamat tinggal.....................
John Galsworthy-Robert Midlemans – (Hanya Satu Kali)
Potongan drama di atas melukiskan...
  1. Kesepian
  2. kasih sayang
  3. kerinduan
  4. ketegaran
  5. Ketabahan

3. Bunga-bunga yang mekar seperti memberi warna pada senja. Udara terasa segar. Daun-daun yang melambai, seperti menyerahkan hijaunya pada amusim. Waktu merambat berputar pada sumbu. Rasa terik yang tadi diam-diam melangkah memasuki kelam yang menyeruak dari segenap dataran hijau. Warna-warna berubah mengelam. Kesenyapan mengedap dalam dada desa. Sepi tiba-tiba meriung seperti kawah gunung. Sepi yang mengalir seakan denyutan nadi. Seperti menguraikan kehidupan yang abadi.
(Apotik Hijau, Korrie Layun Rampan)
Unsur setting yang dipaparkan pengarang dalam penggalan cerita di atas adalah ….
A. setting waktu
B. setting sosial
C. setting tempat
D. setting budaya
E. setting suasana

4.  Hari ini hari Rabu, dan oleh karena itu, aku bekerja di ruang bos kami. Aku sengaja datang lebih pagi, dan setelah duduk baik-baik, aku mulai bekerja memperbaiki pena-pena. Direktur kami rupanya orang yang sangat pandai. Seluruh kamar kerjanya penuh dengan almari buku. Kubaca beberapa judul semua dalam bahasa Prancis dan Jerman. Tak ada sedikit pun sobekan kertas yang terserak. Semua buku terjajar rapi di alamari. Di tembok sebelah kanan meja kerja terpampang tulisan dengan pigura keemasan ’Anda bersahaja kami segan’.

Watak Direktur dalam paragraf di atas yaitu orangnya...
A. agresif
B. cekatan
C. penuh humor
D. disiplin
E. Lembut

5. Kepada pepohonan yang sedang menghijau di musim rendheng, kepada alam yang menebarkan bau tanah terguyur hujan, Ratmi meluruhkan semuanya. Tentang cinta, tentang kejujuran, kepastian hidup. Terlebih kepada keberaniannya berpikir dan bersikap. Ada sesuatu yang telah mendoktrin pikirannya, bahwa menikah tidak ditentukan oleh umur. Bahwa menikah bukan berarti hidupnya berhenti.
(Aku Ratmi bukan Kartini, Cipriana).
Gaya penceritaan yang tercermin dalam penggalan cerpen tersebut adalah …
A. diaan terbatas
B. diaan serba tahu
C. akuan sertaan
D. akuan taksertaan
E. sudut pandang mental

6.                       Buat Album DS

Seorang gadis lagi menyanyi
Lagu derita di pantai yang jauh
Kelasi bersendiri di laut biru, dari
mereka yang sudah lupa bersuka

Suaranya pergi terus meninggi
Kami yang mendengar melihat senja
Mencium belai si gadis pada pipi
Dan gaun putihnya sebagian dari mimpi

Kami rasa bahagia tentu ’kan tiba
Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan
Penduduknya bersinar lagi dapat tujuan

Lagu merdu! Apa mengertikah adikku kecil
Yang menangis mengiris hati
Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil
Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali (Chairil Anwar)

Chairil Anwar pada puisi tersebut terlihat gambaran sikap...
A. pesimistis
B. ragu-ragu
C. bimbang
D. optimis
E. Serius

7.      Aku berdiri di gerbang desa. Tas gendong yang bergayut di pundakku terasa makin berat. Rasa ngilu pada urat-urat leherku mulai menjalar di lengan kiri kananku. Padahal, kemarin ketika aku berangkat pagi-pagi dari Jakarta beban itu masih terlalu ringan bagiku. (Cerpen, Kembali ke Desa).

Unsur intrinsik yang tergambarkan dalam kutipan di atas adalah …
A. latar dan sudut pandang
B. alur dan penokohan
C. tema dan amanat
D. plot dan karakterisasi
E. pesan dan penokohan

8.   Sampai di rumah kuceritakan pengalamanku pada ibu. Lama ibuku terdiam, menatapku dan baru kemudian berkata,”Rasanya kamu perlu mencoba jadi tukang becak”. (Cerpen, Becaak).

Amanat yang disampaikan pengarang melalui paragraf cerpen di atas adalah agar kita …
A. menyantuni orang lain
B. berbelas kasih pada orang lain
C.memberi pelajaran pada orang lain
D.merasa beruntung dibandingkan orang lain
E.memahami kesulitan hidup orang lain

9.                     Solitude
Yang paling mawar
Yang paling duri
Yang paling sayap
Yang paling bumi
Yang paling pisau
Yang paling risau
Yang paling nancap
Yang paling dekap

Samping yang paling
Kau! (Sutarji Calzoum Bachri)
Pada puisi di atas terdapat majas...
A. Simile
B. Anafora
C. Epifora
D. Personifikasi
E. Pleonasme

10.                                Salju
Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pohon kehilangan daun

Ke manakah jalan
Mencari kehidupan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup

Ke manakah lari
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti

Ke manakah pergi
Selain mencuci diri (Wing Karjo)

Bait tiga dan bait empat lebih dominan peran...
A. Indera Penglihatan, Persamaan Bunyi
B. Indera Peraba, Imaji
C. Indera Peraba, Pikiran
D. Indera Penciuman, Persamaan Bunyi
E. Indera Penglihatan, Indera Pendengaran

11. Cermatilah kutipan puisi berikut!
Sajak Kita

Dik, pagi kita cerah
............
Dik, jika senja kita merah
Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
Malam begitu indah.

Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
kita menadah hujan-Nya Kelak kita
Dia curahkan diam-diam

Bagian rumpang puisi di atas dapat diisi dengan kalimat yang menekankan rima, yaitu dengan kalimat…..
A. Akankah hari ini kita indah
B. Pasti hati menjadi gundah
C. Mungkinkah harus marah
D. Hadapi dengan warna merah
E. Haruskah menambah darah

12.                                                                              KEPALA
(berputar diam di kursi) Duduk, Sudarso (dia mengunjuk kursi di sebelah kanan meja).
SUDARSO
Terima kasih (dia langsung menuju meja dan duduk tanpa basa-basi)
KEPALA
(Bersandar dan mengamatinya. Ulama berdiri agak ke belakang). Sudarso, kau sudah hampir empat bulan di bawah jagaanku dan kau sejak hari pertama sampai sekarang berlaku baik.
SUDARSO
(acuh tak acuh tapi sopan). Buat apa saya mesti mengganggu tuan.
KEPALA
Kau, tidak menimbulkan kesulitan apa-apa dan karena itu saya mencoba menunjukkan penghargaan saya padamu sepanjang yang dibolehkan undang-undang.

Pernyataan berikut sejalan dengan cuplikan naskah drama di atas, yaitu...
A. Sudarso berwatak lembut
B. Kepala mempunyai watak tegas
C. Watak kepala ditunjukkan oleh ajakan untuk duduk
D. Watak Sudarso terlihat saat menerima ajakan duduk
E. Watak Sudarso terlihat karena sebagai tahanan

13.        Laut dan Langit
akulah laut
di pundak ombak
camar mari berpagut

Kaulah langit
atap melengkung
menaungi jambul bukit

antar Kau dan aku
berambulan desar darah
gelombang yang akhirnya memecah

bila laut terduga
langit tiada mungkinkah jarak
yang memmupus ya-Mu jadi tidak? (Rayani Sriwidodo)

Asal
(Sutardji Calzoum Bachri)
Asal haus itu air
Keringkan dahagamu

Asal demam itu obat
Karibkan sakitmu

Asal sampai sungsang
Balikkan tanyaMu

Kesamaan dua puisi di atas yaitu...
A. Mengungkap Nilai Ketuhanan
B. Adanya Penggunaan Rima
C. Adanya Penggunaan Analogi
D. Mengungkap Lingkungan
E. Terkait Dengan Nilai Kepasrahan

14.                                                                              ULAMA
Tidak sama sekali. Dan dia pun tak hendak menceritakannya. Dia ingin mati sebagai manusia yang akan tinggal rahasia bagi kita. Kadang-kadang saya pikir, bahwa dia juga merupakan rahasia bagi dirinya sendiri.
KEPALA
Oh, dia Cuma hendak membela orang lain. Namanya pasti bukan Sudarso, itu kami tahu dan kami juga tahu apa yang diceritakannya omong kosong sama sekali. Tetapi mengapa? Saya kira saya tahu dia hendak menutupi perbuatannya terhadap keluarga dan kenalannya. Banyak orang yang berbuat seperti dia, tapi belum pernah sampai begini. Apa yang kita tahu? Hanya, bahwa kita menghukum seorang manusia dan kita tidak mengetahui siapa dia sebenarnya, atau dari mana asalnya atau hal-hal lain tentang dia sesudah enam bulan.

Dialog drama di atas sedang memperbincangkan...
A. latar belakang salah seorang tahanan
B. kejiwaan salah seorang tahanan
C. kebohongan alasan pembelaan salah seorang tahanan
D. kepala bagian tahanan tidak percaya pada setiap alasan yang disampaikan tahanan
E. rahasia seseorang yang tetap sebagai rahasia bagi orang lain dan dirinya

15. Cermatilah dengan seksama drama satu babak yang berjudul “Janji Janji-Ibu Menteri”!
Pembantu menteri sedang merenungi kesalahannya di kursi yang biasa digunakan untuk rapat di ruang itu. Tidak lama kemudian terdengar suara riuh dari kejauhan. Suara itu membuatnya bertambah lebih panik. Ia pun lalu bersembunyi.

Pembantu Menteri : (Mendengarkan suara riuh itu dengan sungguh-sungguh). Waduh, cilaka! Aku harus segera bersembunyi. Tapi mau bersembunyi di mana? (Pembantu menteri lalu bersembunyi di balik meja kursi, sementara suara Josugih semakin jelas terdengar, Josugih, Parmingkem, dan Sugiyo naik ke panggung)
Josugih : Kita adili saja pembantu menteri itu. Sudah jabatan rangkap tiga, tapi pelitnya malah semakin menjadi. Biasanya cuma janji, janji, dan janji.
Parmingkem : Dan semoga saja, beliau tidak langsung terserang penyakit. Masalahnya para pejabat zaman sekarang, tiba-tiba mengidap penyakit kalau akan diadili. (Berkacak pinggang)
Sugiyo : Walaaah, yang bener? (Penasaran)
Parmingkem : (Sedikit jengkel) Sumprit, Sug. Setiap orang yang jajan di tempatku pasti mengeluhkan hal itu. (Sugiyo manggut-manggut)
Josugih : (Hidungnya bergerak-gerak seperti mencium bau sesuatu) Sebentar, sebentar, apakah kalian mencium bau balsam yang biasa dipakai pembantu menteri itu?
Semua : (Mencoba mencari arah/sumber bau balsem) E, …Lha dala! Sembunyi di sini to?
Pembantu menteri : (Dengan raut muka kusut dan malu, ia berdiri). Pada dasarnya aku sedang mencari cincin saya yang jatuh, kok. (gugup) Apa kalian sedang mencari saya?………… Dwi Emawati, Terampil Berbahasa Indonesia 3

Pesan tersirat yang dapat kita temukan adalah...
A. Bagaimanapun kesalahan tetap akan dapat terungkapkan.
B. Orang sebaiknya berbuat jujur agar tidak terjadi masalah
C. Jadi pejabat harus hati-hati agar tidak tersangkut tindak korupsi
D. Setiap masalah dapat mengakibatkan kehancuran karier
E. Orang hendaknya tidak tamak dengan jabatan

16.   DR. Taha   : (berdiri) Bekerja dalam vaknya saja. Habis perkara. Lain tidak. Tidak kurang
tidak lebih.
DR. Hak    : Dan siapa akan mengerjakan yang lain-lain itu, pergerakan ini dan itu. Ingat,
intelek Indonesia hanya sedikit.
DR. Taha   : Itu bukan perkara saya. Itu perkara orang lain. Dokter di Eropa toh juga tidak
turut dalam segala tetek bengek dan lihatlah kemajuan mereka. Ilmu kedokteran
mereka membumbung setinggi langit.
DR. Hak    : (tersenyum) Seperti juga cita-cita kamu. Kamil?
DR. Taha   : (menantang) Tentu, tentu, apa salahnya? Dan aku akan menandingi mereka
semuanya, biar dalam pengetahuan, biar dalam praktik sehari-hari
(Usmar Ismail – Intelek Istimewa)

Potongan drama di atas mengungkap...
A. ambisi jabatan
B. keserakahan idealisme
C. ketidakpedulian dalam berbangsa
D. idealisme dalam keilmuan
E. keilmuan dicari dengan kesungguhan

17.                                                        ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

Pementasan bagian cerita di atas lebih tepat apabila menggunakan setting...
A. dekat singgasana raja
B. kamar ratu
C. ruang depan keraton
D. pintu gerbang keraton
E. taman keraton

18. Mbah Pairo tidak ada hubungan keluarga sama sekali dengan keluarga Samiaji (1). Ia adalah wulu cumbu, jenis hubungan khusus dengan seseorang yang menekankan semacam sikap pengabdian tapi tanpa ikatan   formal, Bapak Samiaji (2). Waktu mudanya Mbah Pairo memang menjadi kusir dokar (3). Samiaji tidak pernah tahu sejak kapan hubungan Mbah Pairo dengan keluarganya terjadi (5). Ia hanya ingat bahwa sejak dia kecil Mbah Pairo sering menggendong atau membawanya naik dokar ke mana-mana mengangkut penumpang (6).

Perwatakan Mbah Pairo ditunjukkan pada kalimat...
A. 1,2
B. 2,3
C. 3,4
D. 4,5
E. 2,5

19. ”Soalnya memang bukan masalah tenggang rasa.” Samiaji mencoba menjelaskan pada Mariane. ”Semuanya memang sudah serba salah dari permulaan. Aku tidak mau menyalahkanmu dengan gagasan membawa anak kita ke mari supaya mengenal keluargaku dari dekat. Soalnya kita terlampau apologetik dan defensif sehingga agak susah untuk membina hubungan yang bebas dan sekaligus bisa menerima serta menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita semua, tanpa harus berbasa-basi.”

Sebagai anak tunggal Mariane selalu merindukan hubungan kakak dan adik dan keluarga yang besar. Dan karena itu dia selalu berharap agar Samiaji lebih memperhatikan adik-adiknya yang berada di Indonesia.

Konflik yang terjadi pada potongan cerpen di atas adalah...
A. Marianne merindukan rasa kekeluargaan
B. Marianne tidak mau tinggal di Indonesia
C. Samiaji lebih senang apabila Marianne tetap tidak ke Indonesia
D. Samiaji malu terhadap keluarganya
E. Samiaji sangat membatasi anak-anaknya.

20.                    Berjalan di Belakang Jenazah
Berjalan di belakang jenazah angin pun reda
Jam mengerdip
Tak terduga betapa lekas
Siang menepi, melapangkan jalan dunia

Di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala
Di atas: matahari kita, matahari itu juga
Jam mengambang di antaranya
Tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya (Sapardi Djoko Damono)

Dari larik-larik puisi di atas dapat diungkapkan nilai...
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. ketuhanan
E. Kemanusiaan

21. Ini hikayat cerita orang dahulu. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala, menunjukkan kejayaannya kepada hamba-Nya, maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Barantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indera Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu, beberapa raja –raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda pada tiap-tiap tahun.

Jika kalimat hikayat di atas diubah dengan bahasa cerpen, kalimatnya adalah...
A. Adapun nama rajanya Maharaja Indera Dewa.
B. Terlalu amat besarnya kerajaan Maharaja Indera Bangsawan.
C. Suami istri itu berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Berantah.
D. Beberapa raja di tanah dewa itu takluk pada kekuasaan Raja.
E. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala menunjukkan kepada hamba-Nya.


22.                                                          ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

Unsur drama berikut ini tidak tergambar dalam dialog di atas yaitu tentang...
A. penokohan
B. majas
C. amanat
D. tata kostum
E. Latar


23.      Karnasih     : Risiko, ayah, risiko. Manusia menganakkan manusia dan iblis.... menganakkan iblis!
Hendrapati   : (tiba-tiba mukanya berubah) Karnasih!
Karnasih      : Ya, ayah sangka, ayah bisa berkuasa atas semua orang, bukan? Ayah sangka ayah memutar semua kunci dan berkata, ”Sezam buka pintu” dan pintu akan terbuka, bukan?
Hendrapati   : Kau......kau gila, Karnasih!
Karnasih      : : Aku tidak gila sekarang, aku adalah anak ayah sejati sekarang! Pernahkah ayah mendengar pepatah kita ”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari? Tukarlah sekarang guru dengan ayah, dan murid dengan anak!
Hendrapati   : Memang kau sudah kemasukan setan Irwan.
Karnasih      : (keras) Jangan disebut nama Irwan di sini! Ayah hendak berkuasa di mana- mana, ayah hendak mencengkamkan kuku, semua orang bergaul dengan ayah taklukkan. Tetapi awaslah pada suatu waktu tidak mengherankan jika datang pembalasan!


Dialog drama di atas secara tersirat lebih menekankan gambaran...
A. perwatakan
B. latar
C. majas
D. tema
E. sudut pandang

24. Wiryati, atas nama Lasi, pergi ke ruamh pak Tir. Meski tahu Pak Tir biasa menolak meminjamkan uang pada malam hari, Wiryati berangkat juga dengan keyakinan apa yang sedang menimpa Darsa bukan hal biasa. Sementara Wiryati pergi, orang-orang sibuk mengurus Darsa. Ada yang menyeka tubuhnya dengan air hangat agar Lumpur serta bau kencing Mukri yang membasahi tubuhnya hilang. Darsa mengerang lebih keras ketika luka-luka di kulitnya terkena air! Beberapa lelaki mempersiapkan usungan darurat. Dua tiga obor juga dibuat dari potongan bambu.
(Bekisar Merah : Ahmad Tohari)
Nilai sosial yang terkandung dalam penggalan novel di atas adalah …
  1. kebiasaan tolong-menolong
  2. obor yang dibuat dari potongan bambu
  3. menyeka tubuh dengan air hangat
  4. kebiasaan meminjam uang pada malam hari
  5. mengenang karena luka-luka kulitnya

25.        Air Terjun Gunung
Jari runcing gadis
tiba
menyilang ke lambung
hingga pecah
oleh kilat deras
pedang
menghunjam keras

Hanya di kejauhan
tumpah air rahmat itu
sejuk
ke kalbu (Siti Zainon Ismail – Malaysia)

Puisi di atas mengabarkan ...
A. keindahan pemandangan
B. kesejukan air terjun
C. kesepian
D. kebahagiaan hati
E. kesucian hati

26.                    Kunang-Kunang
Ngengat hina telah menghimpun kekuatannya
Seakan kupu-kupu yang berpadu dengan api membara
Kegelapan menjadi terang karena nyalanya
Ia adalah tanda yang diciptakan
Daripadanya percikan-percikan api terhimpun
Dari gelora api dalam kalbunya
Emas dan pandangan tajam timbul daripadanya
Dengan resah sang kupu-kupu terbang ke setiap penjuru
Mengitari api seakan ia dan api itu
”Aku” dan ”kamu” berpadu menjadi satu
O, obor buat terbang dalam kegelapan mencekam
Nyala apa yang kau rasakan sementara kau terbuai oleh rindu rendam?
Kehangatan pengorbanan terasakan (M. Iqbal)

Puisi di atas menyiratkan amanat...
A. hidup penuh kehangatan
B. hidup harus dipenuhi cinta kasih
C. siapa merasakan rindu pengorbanan terasakan
D. bila ingin hidup gelorakan semangat juang
E. siapa ada dalam gelap ada masanya untuk terang

27.                   Pengiring Kehidupan
Pipi yang ranum, kulit bersih
Raut terpahat lembut, bentuk ramping
Lelap dalam pangkuan kemewahan
Terayu dalam kurungan nyaman
Usia muda lalu-lewat saja

Pipi yang pucat, kulit yang muram
Wajah kusam, hilang bentuk
Dikelilingi sanak beranak-pinak
Dipenuhi tetek bengek seharian
Setengah baya tampak membosankan

Wajah keriput, sosok membungkuk
Tunarungu telinga, cekung mata
Dikucilkan dalam pojok sepi
Senyum ompong masih terkilas
Usia lanjut paling abadi (Sheila Gujral)

Dari puisi di atas didapatkan simpulan...
A. Yang indah akhirnya akan menjadi tidak menarik
B. Duniawi tidak akan kekal abadi untuk itu janganlah menjadi kebanggaan
C. Duniawi hanya sebatas sebagai hiasan
D. Ketuaan akhirnya akan menimpa setiap orang untuk itu tak perlu berbangga diri
E. Siapa saja dapat memanfaatkan waktu tentu akan selamat dan abadi

28.        Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka ia itulah orang yang ma’rifat

Berikut ini tidak terkait dengan ciri khas gurindam, yaitu...
A. dalam tiap bait menggambarkan bentuk kalimat majemuk
B. baris pertama menggambarkan sebab dan kedua akibat
C. kalimat sebab sebagai sampiran dan akibat sebagai isi
D. isi gurindam menunjukkan kebenaran
E. setiap bait menggambarkan induk dan anak kalimat

29.  Barang siapa mengenal diri
       ....................................................

Isian bagian bait yang rumpang tersebut adalah...
A. Jangan lupa akan harum bunga melati
B. Lebih baik menjadi manusia sejati
C. Akan mendapat jantung hati
D. Jauh di mata namun tentu tetap dekat di hati
E. Maka telah mengenal Tuhan yang bachri

30.        Pelipur Lara
Luka yang tersedu
Hati yang tersiksa
Tak terjangkau kesembuhan
Tapi kata, olesan
Lunak suarakau yang
Membelai,
Karena sentuhan tangan
Terendam derita (Sheila Gujral)

Monolog untuk Nenenda

Di ruangan yang hanya dihuni bayang-bayang
Aku seperti melihat kenangan itu
Berayun di atas kursi goyangnya;
Dalam ketabahan seorang yang telah mahfum
Fananya hidup, rapuhnya seutas benang.

Tapi seperti tak ingin sepenuhnya sia-sia,
Ia tetap saja menyulam fananya hidup,
Yang hendak dikekalkannya,
Menjadi selembar sulaman bergambar
Untuk dibingkaikannya di ruang itu.
(Rini Kuswantini)




Rasa yang hendak diungkap penulis puisi di atas adalah…
A. kasih sayang – ketidakkekekalan
B. kesedihan – kesepian
C. kasih sayang – kesendirian
D. kasih sayang – kesungguhan
E. penderitaan – ketabahan

31.  Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beibadat tidak mengeluarkan peluh tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat..........Engkau kira Aku suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. Hei malaikat halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya” (A.A. Navis – Robohnya Surau Kami)

Dari paragraf di atas tersirat pemahaman tentang agama oleh masyarakat pada saat itu bahwa...
A. Orang harus banyak ibadah dan banyak amal.
B. Orang yang beribadah saja akan masuk neraka.
C. Tuhan sangat benci pada orang yang beribadah saja.
D. Agama dipahami sebatas ibadah tidak terkait dengan amal
E. Neraka jahanam balasan bagi orang-orang salah

32.  Adalah Lasi seorang wanita desa berayah bekas serdadu Jepang. Kulitnya yang putih dan matanya yang khas membawa dirinya menjadi bekisae untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan mewah seorang lelaki tua bernama Pak Han di Jakarta. Betapa gagap Lasi ketika menemukan nilai perkawinannya dengan Pak Han hanyalah sebuah keisengan dan main-main. Kanjat, laki-laki teman bermainnya semasa kecil yanag diharapkan mau menolongnya ternyata hanyalah lelaki yang tak pernah peduli. Begitulah Ahmad Tohari dalam novel Bekisar Merahnya mencoba menjalin persoalan-persoalan yang dihadapi tokoh utama.

Penggalan resensi di atas menyajikan …..
A. data buku yang sedang diresensi
B. garis besar isi novel (sinopsis novel)
A. alinea pembuka yang memperkenalkan pengarang
B. ulasan singkat tentang keunggulan novel yang diresensi
C. kritik terhadap alur dan gaya penceritaan novel yang diresensi.

33. ”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
”Berikan gunting itu, Waskito!”
Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku.
(Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
Watak Bu Suci pada wacana di atas adalah...
A. Pemberani
B. Tegar
C. Sabar
D. Jujur
E. Berwibawa

Bacalah kutipan cerpen di bawah ini!
Sebagai tukang sapu pasar, saya tak punya kebiasaan apa-apa untuk mengajar anak-anak itu. Untung, beberapa guru dan mahasiswa datang secara sukarela mengajar anak-anak itu menulis, menyanyi, membaca, dan bercocok tanam. Setiap minggu, anak-anak diminta membaca puisi karangannya sendiri, juga cerpen, esai, dan menyanyikan lagui karya sendiri. Semalam pak Darkin memergoki Nining ada diantara anak-anak itu, ia lalu mencengkeram tangan anak perempuan itu dan menggelandangnya. Serta-merta saya menubruk tubuh Pak Darkin dan kami bergumul, tindih-menindih. Saya yang boleh dikata tak pernah berkelahi, langsung saja terkapar. Sayup-sayup terdengar orang-orang sibuk menolong saya.
Karena gaji yang tak seberapa, saya saya harus cukup cekatan dalam berkelit menghidupi anak-anak itu. Sekitar 15 anak setiap hari paling tidak makan dua kali. Setiap habis gajian, tak ada sisa sama sekali, bahkan digayuti utang disejumlah warung. Syukurlah ada anak yang bisa menyumbang dari pendapatannya mengamen atau memulung. Tapi yang sangat membantu adalah sumbangan para pedagang pasar. Pedagang beras menyumbang beras, pedagang sayur menyumbang sayur. Pedagang ikan menyumbang ikan. Bumbu-bumbu dapur rasanya tak pernah kekurangan.
(Bengawan Solo,Danarto, Kaca Piring hal 145)
34.  Watak tokoh Pak Darkin pada kutipan cerpen di atas adalah……………..
  1. Mudah emosi, memaksa, kasar
  2.  Baik hati, emosi, bijaksana
  3.  Bijaksana, sosial, baik hati
  4.  Pemarah, dendam, baik hati
  5. Kasar, sopan, penolong

35.    Isi penggalan cerpen di atas adalah ……….
  1. Tokoh saya merupakan seorang penyapu pasar yang suka berkelahi
  2. Tokoh saya seorang penyapu pasar yang berjiwa sosial dan peduli pada anak gelandangan
  3. Tokoh saya seorang yang suka memanfaatkan anak-anak gelandangan
  4. Tokoh saya sebagai penyapu pasar yang menghidupi anak-anak gelandangan
  5. Tokoh saya sebagai pimpinan anak gelandangan

36. Nilai yang bisa diambil dari penggalan cerpen di atas adalah……………
  1. Nilai budaya
  2. Nilai agama
  3. Nilai sosial
  4. Nilai pendidikan
  5. Nilai etis

37. Saya menoleh kepada anak-anak kemudian kepada dia, pada mukanya yang bengkak. Untuk pertama kalinya saya lupa diri, lupa akan hak-hak dan harga diri, dan untuk pertama kalinya pula saya melihat padanya seorang manusia. Maka, kecil sekali rasanya arti segala cemburu yang telah melukai hati saya dan sebaliknya, sangat besar arti dari apa yang telah saya lakukan sampai-sampai saya ingin sekali menjatuhkan muka saya di atas tangannya sambil berkata ’maafkan aku!’ Tetapi, saya tidak bisa melakukannya. (L.N. Tolstoy – ”Pembunuh Istri”)

Emak memang segala-galanya bagi kami sekeluarga, aku dan saudara-saudaraku. Ia pengganti ayah yang meninggal dalam buangan ke Digul. Sejak pembuangan ayah, Emak mengambil alih tanggung jawab. Emak membesarkan kami berlima. Beliau mendidik kami hidup keras. Sawah dan ladang yang selama ini digarap oleh ayah. Kini kami kerjakan bersama. ” Menurut semestinya, mamak kalian harus membantu kita. Tapi di zaman perang ini tak mungkin. Mereka ikut ke hutan bergerilya bersama tentara Republik. (Amran- ”Gaek”)

Watak orang tua pada kedua potongan cerpen di atas adalah...
A. keras – berdisiplin
B. keras - penuh kelembutan
C. keras – tanggung jawab
D. ragu – tanggung jawab
E. tegas - tanggung jawab

38. ”Terima kasih Ignasha!”.... Aku tahu bahwa kau tidak akan menjadi Yudas. Terima kasih. Kau memang tahu bahwa tanpa kau keluargaku akan mati kelaparan. Aku seorang diri, kecuali keluarga kalian, aku tidak punya sanak famili, begitu juga istriku. Siapakah yang akan memberinya sesuap.....”
”Cukup sudah soal itu. Masuklah sebentar lagi kita sampai di stasiun.”
”Pergilah kau, aku akan cuci muka. Aku mau berterus terang, tapi sehabis kita bercakap-cakap tadi, aku benar-benar menangis seperti anak kecil. Mukaku serasa bengkak. Tapi jangan sekali-kali kau ceritakan hal itu kepada istriku.” (M.A. Sholokov – ”Kontraspion”)

Tatkala itulah datang adik istrinya mengajak pulang:
”Ada pesan mak untukku?”
”Ada kang”
”Apa”
”Kau disuruh pulang ke desa. Sawah tak ada yang mengurus, kang. Mak makin tua. Kardi sekolah di Karangjati dan aku tak bisa kerja sendiri.” ( N.H. Dini – ”Kelahiran”)

Kedua potongan cerpen di atas membicarakan...
A. indahnya berkeluarga
B. orang berkeluarga beragam tantangannya
C. dalam berkeluarga peran kepala keluarga sangat penting
D. setiap masalah dalam keluarga ada jalan keluarnya
E. utuhnya keluarga terjadi bila ada rasa saling kesepahaman

39.                                                                                KEPALA
(Dia tidak menyangka akan dikunjungki orang seperti gadis itu) Boleh pergi, Parto!
PEMBANTU
Saya, tuan {Dia pergi ke luar)
KEPALA
(dengan suara sangat berlainan)Silakan duduk!
GADIS
Terima kasih.( Dia duduk di atas kursi samping meja).
KEPALA
(Terpikat karena mudanya dan sikapnya yang menarik)Nona................................
GADIS
Ya, tuan hampir satu jam.
KEPALA
Dan nona hendak ketemu dengan Sudarso?

Kalimat yang dapat dijadikan pengisi bagian dialog yang rumpang adalah...
A. Dengan apa ke sini?
B. Sudah bicara dengan Bp. Bupati?
C. Bagaimana kabarnya?
D. Hendak bertemu dengan Sudarso?
E. Sekarang?

40.                                                                        POLEM
(MENGHADANG BRAHIM) Jangan! Kau tak boleh turun. Kau tak boleh pergi, bila kepergianmu hanya untuk mengasah dendam.
BRAHIM
Tidak! Aku harus turun. Berapa waktu lalu, jeda kemanusiaan antara pasukan upah dan gerilyawan telah bersepakat., tak akan melakukan kekacauan dengan tinta yang masih belum kering.
POLEM
Itu suatu kemajuan. Seluruh kita seharusnya mendukung.
BRAHIM
Kemajuan(GERAM). Kemajuan apa? Baru saja nota kesepahaman ditandatangani, kekerasan kembali terjadi. Penyisiran dilakukan, pasukan upah membunuh anak-anak dengan alasan mereka terjangkit semangat Perang Sabilillah.
POLEM
Aku punya keyakinan. nota kesepahaman ini akan berhasil. Kita akan kembali hidup. Damai seperti sedia kala.

Berikut ini tidak terkait dengan nilai-nilai seperti yang ditunjukkan dalam dialog drama di atas, yaitu...
A. kasih sayang
B. harapan ada kedamaian
C. kecurigaan pudarnya nota kesepahaman
D. hak asasi manusia
E. Sosial

41. Cermati   isi   kupitan   drama  berikut
      Narada  :  Maaf, ya. Kakang biasanya juga sangat lucu, heran entah kenapa mendadak
                     Berubah jadi serius sekali.
      Rini       : Kecewa! Persoalannya memang sudah sampai kepada tahap sangat serius.
                     Kalau toh ada humornya, bentuknya sudah nimbrung. Biar mereka ikut dengar juga. Sekaligus bisa ikut menimbang rasa, aku ini salah atau benar.
   
      Isi dialog drama tersebut adalah....
A.    Semar sedang prihatin melihat para dewa dipermainkan seenaknya.
B.    Semar sedang kesal kepada siapa saja yang berbicara dengan dirinya.
C.    Semar sedang kecewa karena tidak ada yang serius menjadi pengikutnya.
D.    Semar sedang marah kepada Narada karena berhumor tidak pada tempatnya.
E.    Semar kesal kepada para dewa yang tidak mau menurut perintahnya.

42.  ... Hai anakku, janganlah engkau beringin-ingin peperangan. Jikalau mudah sekalipun, ketahui bahwa segala perbuatan itu niscaya berbalas jua. Maka pelihara engkau kan akhir pekerjaan, bahwa bahaya itu terkejut datangnya. Maka seyogianya engkau dari dahulu pelihara dari padanya dan perteguh olehmu barang kata yang keluar daripada mulutmu dengan akalmu.
(“Hikayat Iskandar Zulkarnain”
dalam Kesusastraan Melayu Klasik Sepanjang Abad
karya Teuku Iskandar)
Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan di atas adalah ...
A.    Setiap orang hendaknya selalu menjaga persahabatan bukan permusuhan.
B.    Setiap pekerjaan itu ada bahayanya maka berhati-hatilah dengan ucapan.
C.    Setiap terjadi peperangan pasti akan timbul pembalasan.
D.    Segala kata yang terucap harus dilandasi dengan emosi.
E.    Segala ucap hendaknya dipikirkan bersama-sama.

43.        “Sudah kedelapan Kamis ini aku berpuasa sunat, Ibu, dan selama itu pula ayah Syafei meninggalkan kita. Selama ia masih dalam perjalanan, tak akan rumpangnya aku berpuasa sunat setiap hari Senin dan Kamis.”
“Berpuasa sunat itu besar manfaatnya, Rapiah. Tapi sementara itu wajib benar bagimu memelihara kewarasan tubuhmu. Jangan rupamu secara tinggal kulit pemalut tulang saja.”
(Salah Asuhan, Abdul Muis)
Nilai moral paling menonjol yang terdapat dalam penggalan novel di atas adalah ....
A.    perhatian atas penderitaan orang lain
B.    keteguhan janji yang telah diucapkan
C.    kejujuran perlu ditanamkan pada diri sendiri
D.    kesedihan orang lain dapat dirasakan
E.    keikhlasan seseorang dalam membantu

44. ”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
”Berikan gunting itu, Waskito!”
Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku.
(Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
Tema wacana di atas adalah...
A. Setiap kebenaran akan membawa kebaikan.
B. Tindakan yang penuh perhitungan akan membawa hasil yang berguna.
C. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengatasi masalah.
D. Pengabdian kerja yang tulus tidak mengenal berat ringannya pekerjaan.
E. Keberanian ditunjukkan dengan ketegaran.

45. “Menurut rencanaku, kalau kita bersama-sama memelopori gotong-royong mengangkut air danau itu,
tentulah petani-petani lainnya akan ikut”, kata Sutan Duano pada Lembak Tuah.
“Oh, dengan gotong-royong”, Lembah Tuah kecewa.
“Ya Tentu saja dengan gotong royong”.
“Kalau dengan mesin pompa tentu akan lebih baik”.
“Tapi, di mana ada mesin pompa?”
“Paling-paling orang-orang nanti dengan peralatan seadanya untuk membawa air.”
“Mari kita awali agar terlihat hasilnya, kita disiplinkan pagi dan sore mengangkut air dari
sungai.”
Watak Sutan Duano yang tergambar dalam fragmen di atas adalah.…
A. Senang Bermasyarakat
B. Pekerja Keras
C. Anti Terhadap Teknologi Modern
D. Ambisius
E. Berjiwa Pemimpin

46. Maka, sahut Laksamana, “Jika sebanyak ini prajurit Majapahit, tiada, kuindahkan; tambahkan sebanyak ini lagi, pun tiada aku takut dan tiada aku indahkan. Jikalau luka barang seorang saja akan Melayu ini, maka negeri Majapahit ini pun habislah aku binasakan, serta Patih Gajah Mada pun aku bunuh,” serta ditendangnya bumi tiga kali.
Unsur yang dominan dalam penggalan hikayat di atas adalah ... .
A.    Tema
B.    Perwatakan
C.    Alur
D.    Setting
E.    Sudut pandang cerita

47.  Perhatikanlah karya sastra Melayu klasik berikut.
Maka hamba raja itu pun menjungjungkan titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah orangtua itu: "Daulat Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli Yang Maha Mulia, karena asal patik ini duduk dikota Maligai. Maka pada masa paduka Nenda berangkat pergi berbuat kenegeri ke Ayutia, mak patikpun dikerah orang pergi mengiringkan Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda sampai kepada tempat ini, maka patik pun kedatangan penyakit, maka patikpun ditinggalkan oranglah pada tempat ini.


Unsur intrinsik yang tampak pada kutipan tersebut ialah....
A.    Tema
B.    Alur
C.    Penokohan
D.    Latar
E.    Amanat

48. Melalui Kopral Pujo yang hari itu pulang kembali ke markasnya di Dawuan aku menitipkan pesan kepada Sersan Slamet. Aku meminta izin istirahat barang empat-lima hari. “Mencari seseorang yang bisa menjaga nenek yang sudah sangat renta”. Begitu pesanku. Ternyata usahaku menemukan seseorang itu sangat mudah. Aku terkejut ketika menyadari semua orang di tanah airku yang kecil itu siap mmenuhi segala keinginanku.
                                                                  (Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari)
Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah…
A.    Kepentingan keluarga lebih utama daripada kepentingan pribadi.
B.    Kemewahan membuat orang lupa diri.
C.    Membiarkan orang tua hidup sendirian.
D.    Hidup senang membuat orang lupa diri.
E.    Rakyat kecil sangat menghormati pejabat.

Perhatikan kutipan berikut!
     Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda    Sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
                                                       “kenangi-kenangan” oleh Abdul Gan
49. Sudut pandang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah…
A.     Orang pertama pelaku utama
B.     Orang ketiga pelaku sampingan
C.     Orang ketiga pelaku utama
D.     Orang pertama dan ketiga
E.     Orang ketiga serbatahu

50. Watak tokoh “aku” dalam penggalan tersebut adalah…
  1. Percaya Diri             C. Mudah Menyesuaikan Diri
  2. Sombong                D.  Rajin Berusaha                          E. Mudah Dipengaruhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar