Jumat, 11 Maret 2011



sastra indonesia XI bahasa
1.      Tuti duduk membaca buku di atas kursi kayu yang lebar, di bawah pohon mangga, di hadapan rumah sebelah Cideng Weg. Tiap-tiap petang, apabila ia sudah menyelesaikan pekerjaan rumah dan sudah pula mandi dan berdandan, biasanya ia duduk di tempat itu menanti hari senja. Sesungguhnya, nikmat duduk berangin-angin di hadapan rumah memandang Cideng Weg yang sepi itu. Ke hadapan, latang ia melihat ke seberang kali, kepada rumah-rumah batu yang indah. Di langit jauh di belakang rumah bersusun, awan senja berbagai-bagai warnanya, mengantarkan matahari yang akan terbenam.
Latar penggalan novel Layar Terkembang di atas adalah …
A.    sebuah taman                          D. di rumah batu yang indah
B.     di depan rumah                       E.  menjelang senja
C.     di belakang rumah susun

2.      Novel Marianne Katoppo yang berjudul Raumanen dapat dikategorikan sebagai bacaan populer, Plot ceritanya sederhana saja. Manen bertemu Monang. Mereka saling mencinta. Terjadi kehamilan atas diri Manen akibat percintaan itu. Klimaksnya terjadi waktu Monang ternyata tak berani menikahi Manen lantaran orang tuanya menjodohkannya dengan gadis lain. Penyelesaiannya ialah Manen bunuh diri.
Unsur intrinsik yang terdapat pada penggalan resensi di atas adalah …
A.    sudut pandang dan plot                      D. sudut pandang dan latar
B.     gaya dan penokohan                           E. plot dan perwatakan
C.     perwatakan dan latar

3.      Surat-surat itu berbagai-bagailah isinya. Masing-masing menyatakan “cinta berahinya yang tidak terhingga” dengan rupa-rupa caranya. Ada yang mengancam hendak menembak diri di bawah jendela tempat Corrie di asrama jika cintanya tidak terbalas, ada yang hendak menghanyutkan diri di sungai Ciliwung, dan ada pula yang hendak membawa untungnya ke benua Amerika.
Sedikit pun Corrie tidak mengindahkan “ratap dan tangis” dari segala pihak itu, segala ancaman hendak meninggalkan “dunia air mata” ini, dibacanya dengan gelak terbahak-bahak seorang dirinya. (Salah Asuhan, Abdul Muis)
Gaya pengarang dalam penggalan roman di atas adalah gaya
  1. Menyindir                   D. menghibur
  2. Bercanda                     E. serius
  3. menasehati

4.      Beribu tahun yang lalu, hidup seekor naga raksasa berwarna merah. Dia sudah bosan hidup di bumi. Dikumpulkannya binatang-binatang lain untuk diajak hidup di balik awan. Ada sebuah tempat yang aman dan indah. Semua binatang yang ikut disuruhnya naik punggungnya. Ternyata yang ikut cukup banyak dan baru terasa bahwa tak mungkin mengangkat seluruh binatang yang ikut.
Naga Merah menggeliat, mendengus, mengeram, dan akhirnya terbang. Sampai setinggi pohon, dia baru mengetahui bebannya terlalu berat. Dia sendiri akan terjerembab jika yang menunggangi punggungnya tidak dijatuhkan.
Dari penggalan fabel tersebut dapat disimpulkan sifat tokoh Naga Merah adalah …
A.    suka memperhatikan nasib kawan-kawannya.
B.     Ceroboh dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya.
C.     Sombong dan memamerkan kekuatannya di hadapan kawan-kawannya.
D.    Merasa senang bila mengetahui kawan-kawannya mendapat kecelakaan.
E.     Senang melihat kawannya menderita karena perbuatannya.

5.      Bukan guna-guna, bukan mantra, bukanlah yang gaib-gaib, yang dapat dipakai untuk melayani laki-laki. Tetapi perempuan yang menurut, selalu akan dicintai oleh suaminya. Sifat penurut pada perempuan membangkitkan kasihan laki-laki. Sifat penurut itu ialah jalan menuju cinta, kesungguhan hati menuju kasih sayang, dan setia membangkitkan kepercayaan. Bukan keturunan, bukan kekayaan dan kecantikan yang menjadi tiang perkawinan. Hanyalah semata-mata sifat penurut, menyesuaikan diri akan kemauan suami, kepandaian menjaga dan merahasiakan segala yang tak usah diketahui orang lain. Hanya itulah yang harus engkau pelajari … (Layar Terkembang, Sutan takdir Alisahbana).
Unsur budaya yang terdapat dalam kutipan di atas adalah …
A.    suami lebih berkuasa daripada istri                 D. istri harus selalu mengalah pada suami
B.     istri penurut menimbulkan kasih pada suami
C.     istri sangat jauh mencintai suami                    E. suami harus selalu dilayani oleh istri

6.      Pengarang menceritakan segala perasaan dan pengalamannya semasa kecil. Pengarang berhasil memaparkan peristiwa demi peristiwa secara berkesinambungan dan menuntut pembaca untuk menyelesaikan jalan cerita sampai terakhir. Pengarang menceritakan pertemuan tentara Jepang dengan tokoh di kebun belakang rumah. Cerita beranjak dari propaganda Jepang yang mengajak rakyat Indonesia berjuang untuk memenangkan perang Asia Timur Raya.
Unsur resensi yang menonjol dalam penggalan resensi moral di atas adalah ….
A.    Penokohan                  D. Sudut pandang
B.     Alur                             E. Tema
C.     Latar

7.      “Aku tidak meminta yang bukan-bukan, Sukri. Kemiskinan telah membikin aku terbiasa untuk menerima apa adanya. Kau tidak usah memikirkan kado. Dirimu adalah kado perkawinanku yang berharga. Ambillah aku, Sukri. Sebagai istrimuaku telah bahagia. Jangan pikirkan kado yang tidak-tidak.”
Watak tokoh aku dalam penggalan cerita di atas adalah
A.    penurut dan sabar                    D. sabar dan setia
B.     setia dan jujur                          E. lugas dan setia
C.     jujur dan lugas

8.      Sepeninggal babu, yang berjalan ke belakang dengan agak bersungut-sungut, duduklah Zubaidah di atas kursi. Pada air mukanya yang tak dapat dikatakan bulat penuh lagi, karena sudah agak lanjut umurnya, tetapi masih elok dan manis parasnya. Terbayang suatu perasaan yang terkandung di dalam hatinya. Rupanya perasaan itu sangat menyesakkan dadanya. Dua tiga kali ia menarik nafas panjang, mengeluh dengan perlahan-lahan
                  “Suria! Hal yang sekecil itu sudah menerbitkan marahnya, remah anaknya telah menyempitkan merihnya! Akan tetapi hal lain-lain, yanag patut dan mesti diperhatikan, hampir tiada pernah dipedulikannya. Rumah tangga! Begini sulitnya urusan rumah tangga, begini susahnya hidup sekarang ini, Suria berlaku bagai acuh tak acuh juga. Yang dipentingkannya hanyalah kesenangan dirinya. Burungnya lebih perlu kepadanya daripada anak-anaknya. Hampir tak pernah ia bertanya, bagaimana sekolah Aleh dan Enah…”
Masalah yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah …
A.    Suria lebih mencintai burungnya.
B.     Zubaidah selalu mempersoalkan anak-anaknya.
C.     Kenakalan Aleh dan Enah memusingkan bapak ibunya.
D.    Suria selalu mempermasalahkan yang kecil, sepele, dan tidak bermanfaat.
E.     Suria selalu mempermasalahkan Zubaidah yang tidak dapat melayani dengan baik.

9.      Si Teto anak kolong mengalami masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa, akhirnya padat dengan pengalaman dan pemikiran yang arif bijaksana. Ia seorang tokoh yang berkembang  dari anak menjadi dewasa jasmani dan pikirannya. Teknologi, filsafat, mistik, bersatu dalam diri Setadewa, alias Teto.
Masalah yang disoroti dalam penggalan resensi di atas adalah …
A.    perkembangan tokoh Teto.
B.     Gambaran tokoh Teto sejak kecil sampai dewasa
C.     Teto tokoh yang supel, pandai, dan bijaksana
D.    Teto seorang tokoh yang menguasai teknologi, filsafat, dan mistik.
E.     Liku-liku kehidupan tokoh Teto

10.   “Pulang ke mana Mas? Saya antarkan.” Tiba-tiba suara itu terdengar sangat dekat di telingaku sewaktu aku melangkah di halaman stasiun. Aku pura-pura tak peduli.
“ Pulang ke mana sih?” suara tukang becak itu berlanjut. Pasti ditujukan padaku. Terasa tangannya menggamit tasku.
“Dekat kok,” jawabnya sekenanya.
“ Ya, mari saya antarkan.”
Aku menoleh padanya. Sialan, dialah tukang becak yang selama dua kali berturut-turut kepulanganku berhasil mencegat dan akhirnya berhasil memaksaku naik becaknya. Yang pertama, setelah tiba di rumah dia meminta tambahan ongkos meskipun yang kuberikan sudah lebih dari cukup. (Sekali-sekali Mas, katanya). Yang terakhir waktu aku sedang menawar becak lain dia sengaja, dengan tubuh kerempengnya, menyorongkan becaknya. Kesudahannya dia aminta tambahan ongkos dengan gaya merengek.
Sifat tokoh tukang becak yang tersirat dalam penggalan cerpen di atas adalah ….
A.    suka memaksa                         D. tak tahu diri
B.     berlagak jagoan                       E. pemberani
C.     pengiba


11.  Aku pulang. Perasaanku tak menentu. Aku pergi tidur. Perasaanku tak karuan. Dan aku tak tertidur. Aku memejamkan mata. Harman adadalam kepala. Mengapa aku takdapat melenyapkan dia dan meandang dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku melihatnya bercanda dengan gadis lain? Aku merasa seperti seorang diri dan terpencil. Sendiri dan dilupakan. Sendiri dan tak punya arti. Tak punya arti sama sekali bagi Harnan. (Astiti Rahayu, karya Iskasiah Sutanto).
Jenis latar pada penggalan novel di atas adalah …
A.    Suasana                       C. daerah
B.     Ruang                          D. keadaan batin                      E. waktu

12.  Usman Effendi mengatakan bahwa penyelesaian Belenggu tidak sempurna. Pengarang memang tidak mematikan pelakunya, sehingga ceritanya berakhir, tapi menyuruh mereka berpisah sehingga dengan demikian cerita terpaksa berakhir. Namun bagi pengarang itulah akhirnya, walaupun kalimat terakhir cerita berbunyi ‘pintu kemanakah itu?’ Prof Teeuw beranggapan bahwa kalimat itu tidak menimbulkan keberanian, malah lebih menyatakan kesangsian daripada keyakinan.
Unsur yang dibahas pada penggalan bahasan roman di atas adalah …
A.    plot cerita                    C. tokoh cerita
B.     isi cerita                       D. ide cerita                            E. misi cerita

13.   Keprobadian Herman yang penuh kekuasaan seorang manajer itu cukup jelas, tetapi perkembangan pribadi “istri” kurang definitif. Apa yang hilang adalah suasana cerita. Arus rasa ini memang selalu kurang teraba dalam novel. Penjelasan persoalanlah yang selalu digarap penulisannya. Pembaca kurang terbawa larut dalam pengalaman batin tokoh-tokohnya karena berhasil memperbaiki persoalan “bentuk”  yang selalu kurang berhasil dalam kedua novelnya yang terdahulu. Daalam cerita ini yang dapat dilihat jelas permulaan, perkembangan persoalan itu dan akhir atau penyelesaian yang diajukan. Ia telah lengkap sebagai sebuah cerita, sebuah wujud, sebuah bentuk.
Unsur sastra yang dikritik dalam penggalan di atas adalah …
A.    sudut pandang                                    D. tema
B.     penokohan                               E. amanat
C.     alur

14.  Setelah Samsu membaca kecelakaan ini, lalu ia menundukkan kepalanya ke atas mejanya, menanagis amat sangat, karena sedih akan nasib kekasihnya dan untungnya sendiripun. Segala citaa-cita hatinya yang semakin lama diharap-harapkannya pada saat itu seakan hilang lenyap, sebagai sebuah batu jatuh ke lubuk, hujan jatuh ke pasir, tak dapat dicari lagi. Pengharapan yang telah sekian lama berurat berdaging dalam jantungnya, tiba-tiba diputusnya oleh Datuk Maringgih, dengan putus yang tak dapat disambung lagi (Siti Nurbaya karya Marah Rusli).
Watak tokoh Samsi dalam penggalan di atas ditampilkan melalui …
A.    uraian pengarang                     D. jalan pikiran tokoh
B.     uraian tokoh lain                     E. perbuatan tokoh
C.     pengalaman tokoh
     
15.  Tetapi Syeh Radjab memasukkan anaknya –dengan hati penuh harapan—ke sekolah pemerintah, sambil diberi pelajaran dan pendidikan agama serta cara-cara hidup di desanya. Cepat sekali ia mendapat hasil yang memuaskan dan mendapatkan penghargaan guru-gurunya. Ia selalu tekun dan menjaga sopan santun. Kalaupun tidak parlente, kebersihan selalu dipeliharanya. Di samping itu ia lebih jantan, bahasanya lebih baik dan lebih fasih dari teman-temannya anak-anak tuan besar yang suka menjulurkan lidah dan tidak dapat bicara bahasa Arab dengan baik itu. Sekaranag ia sudah menang pertandingan, harapannya sudah tidak akan meleset, dan dialah yang menjadi harapan keluarganya.
Penggalan di atas menggunakan sudut pandang …
A.    gaya akuan                              D. gaya diaan
B.     orang pertama                         E. orang kedua
C.     orang kedua jamak

16.  “Sekali lagi, risikonya tinggi. Kau boleh coret namaku dari kontrak ini kalau mau terus!” Ia menyebut dia “kau”. Rosano menatap tajam-tajam, mencoba mewngendalikan diri. “Oke!” katanya setelah mengontrol nafasnya. “Saya coret nama kamu. Akan saya laporkan itu pada Seismoclypse sebagai permintaan kamu sendiri.” (Saman karya Ayu Utami).
Watak tokoh Rosano dilukiskan melalui …
A.    apa yang diperbuatnya                                    D. ucapan-ucapannya
B.     penggambaran fisik tokoh                               E. pikiran-pikirannya
C.     penerangan langsung pengarang

17.  Beberapa hari kemudian aku tertarik pada seorang guru. Frits namanya. Orangnya bertipe piknis dan celoteh sekali. Celotehnya kadang-kadang bernada mengejek tetapi kalau dia diejek, dia takkan marah melainkan mengubahnya menjadi kelakar yang bertele-tele. (Sang Guru, Gerson Poyk).
Watak tokoh Frits dalam penggalan di atas dilukiskan melalui …
A.    tingkah lakunya                                               D. kondisi fisiknya
B.     cerita langsung pengarang                               E. tuturan pelaku lain
C.     cerita orang-orang di sekitarnya
18.  Pak Sastro juga beragama. Tapi, dia tak dapat menanggung perasaannya karena melihat betapa semangat beragama yang meluap itu terutama disebabkan penderitaannya karena kehilangan perkutut “Ya Allah!”
“Alangkah besarnya persoalan yang engkau timpakan atas pundakku ini” katanya berkali-kali dalam hati. Mudah-mudahan kawan-kawanku sedesa terhindar selanjutnya dari cedera (Koong, Iwan Simatupang).

Latar yang terdapat pada penggalan di atas menyatakan suasana …
A.    Ruang                                      D. tempat
B.     Waktu                                     E. daerah
C.     batin

19.  “Ia menghendaki aku seperti perempuan lain. Ia mengira aku meminta ini dan itu. Dan ia siap untuk memenuhi, untuk membuktikan bahwa ia adalah suami yang terhormat di mataku. Tapi aku tidak pernah meminta hingga akhirnya ia merasa malu (Warisan, Chairul Harun).
Penggalan novel di atas menggunakan sudut pandang
A.    orang pertama                         D. orang kedua
B.     diaan sertaan                           E. diaan taksertaan
C.     orang ketiga

20.  Mati yang mati, dikuburkan, habis kisahnya
terasa sedih, karena berpisah daripadanya
tapi hidup yang tiada artinya
terasa sedih, sebab bergaul dengan dirinya

Unsur intrinsik yang tidak terdapat pada bait puisi di atas adalah …
  1. Tema               D. latar
  2. Rima                E. pilihan kata
  3. Majas

21.  Lamalah sudah aku mencari
Berkelana kembali kian kemari
Bersuka raya di taman sari
Baru sekarang ‘ku mengerti
Bahwa bahagia di dalam hati
                                          (Sanusi Pane)
Sajak di atas menggambarkan ….
  1. Orang yang merasa berbahagia karena hasil yang telah dicapainya.
  2. Orang yang telah menjumpai apa yang dicari selama mengembara.
  3. Orang yang mencari kesunyian dan kedamaian dalam dirinya sendiri.
  4. Orang yang mencari kebahagiaan melalui kedamaian dalam hatinya.
  5. Orang yang mengembara ke mana-mana mencari ketenangan hidup.

22.  Pernyataan-pernyataan di bawah ini dapat digunakan untuk mengemukakan apresiasi, kecuali….
  1. Saya rasa novel ini sangat bagus, dan pantas dibaca oleh para remaja.
  2. Menurut pendapat saya novel ini sangat penting, dan perlu dibaca oleh para remaja.
  3. Saya kira novel ini memang sangat bagus, tetapi kiranya tidak cocok dibaca para remaja kita sekarang.
  4. Saya percaya bahwa Anda juga akan mengatakan baik dan perlu dibaca remaja bila Anda telah membaca novel ini.
  5. Kiranya novel ini sangat menarik bagi para remaja maka sebaiknya setiap remaja membacanya.

23.  Karya-karya sastra pada zaman Jepang bercorak simbolik karena ….
  1. takut berterus terang                           D. tidak berani bertanggung jawab
  2. untuk menghindari sensor Jepang       E. kekejaman pemerintah Jepang
  3. takut kepada pemerintah Jepang

24.  Yang dapat membedakan cerita pendek dan novel adalah ….
  1. masalah jenis karangan                                    D. masalah digresi dalam karangan
  2. masalah kesan yang ditimbulkan                    E. masalah sifat karangan
  3. masalah bentuk karangan

25.  Berikut ini masalah-masalah yang dapat membedakan pantun dan soneta, kecuali ….
  1. masalah sampiran dan isi                     D. masalah larik-larik tambahan
  2. masalah persajakan atau rima              E. masalah bentuk
  3. masalah jumlah baris atau larik

26.  Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Penggalan puisi di atas mengandung makna ….
  1. binatang yang bebas                            D. bebas dari segala ikatan
  2. binatang yang tak terikat                    E. semangat yang bebas melaksanakan getaran jiwa
  3. menurut kehendaknya sendiri

27.  Seluruh negeri ini
       Yang terlalu lama dizalimi
       Telah belajar kembali
       Untuk menjadi berani
       Dalam berbuat
       Untuk menjadi berani menghadapi mati
                                                              (Taufiq Ismalil)
      Isi puisi di atas lebih banyak menunjukkan ….
A.    masalah yang bersifat nasional             D. masalah yang bersifat sosial
B.     masalah yang bersifat universal                       E. masalah yang bersifat liberal
C.     masalah yang bersifat emosional

28.  Apakah yang kupunya, anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdian kepadamu
Kalau di hari Minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut, anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana,
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua padamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
                                                 (Hartoyo Andangjaya)
Puisi di atas bertemakan ….
  1. Kemanusiaan                                       D. keadilan sosial    
  2. patriotisme                                          E. kebangsaan                        
  3. percintaan

29.  Bukan guna-guna, bukan mantra, bukanlah yang gaib-gaib, yang dapat dipakai untuk melayani laki-laki. Tetapi perempuan yang penurut, selalu akan dicintai oleh suaminya. Sifat penurut pada perempuan membangkitkan kasihan laki-laki. Sifat penurut itu ialah jalan menuju cinta, kesungguhan kati menuju kasih sayang, dan setia membangkitkan kepercayaan. Bukan keturunan, bukan kekayaan dan kecantikan yang menjadi tiang perkawinan. Hanyalah semata-mata sifat penurut, menyesuaikan diri akan kemampuan suami, kepandaian menjaga dan merahasiakan segala yang tak usah diketahui orang lain. Hanya itulah yang harus engkau pelajari.                                                                                                       
      Unsur budaya yang terdapat dalam kutipan di atas adalah
A.    suami lebih berkuasa daripada istri                 
B.     istri sangat jauh mencintai suami
C.     istri harus selalu mengalah pada suami                       
D.    suami harus selalu dilayani oleh istri
E.     istri penurut menimbulkan kasih pada suami

30.  Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

“Ini dari kami bertiga
  Pita hitam pada karangan bunga
  Sebab kami ikut berduka
  Bagi kakak yang ditembak mati
   Siang tadi “
                                           (Taufiq Ismail)
Masalah sosial yang terdapat dalam puisi ini ….
  1. kepedulian terhadap orang-orang yang menjadi korban
  2. warna hitam melambangkan kesedihan
  3. kehidupan masyarakat saling membunuh
  4. solidaritas dengan pemerintah
  5. saling memberi hadiah dan perhatian

31.  Si Teto anak kolong mengalami masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa, akhirnya padat dengan pengalaman dan pemikiran yang arif bijaksana. Ia seorang tokoh yang berkembang dari anak menjadi dewasa jasmani dan pikirannya. Teknologi, filsafat, mistik, bersatu dalam diri Setadewa, alias Teto.
Unsur intrinsik yang disoroti dalam penggalan resensi di atas adalah ….
  1. Penokohan      B. tokoh          C. alur             D. latar                        E. Teto

32.  Novel Marianne Katoppo yang berjudul Raumanen dapat dikategorikan sebagai bacaan populer. Plot ceritanya sederhana saja. Manen bertemu Monang. Mereka saling mencintai. Terjadi kehamilan atas diri Manen akibat percintaan itu. Klimaksnya terjadi waktu Monang ternyata tak berani menikahi Manen lantaran orang tuanya menjodohkannya dengan gadis lain. Penyelesaianya ialah Manen bunuh diri.
Unsur intrinsik yang terdapat pada penggalan resensi di atas adalah ….
  1. sudut pandang dan plot                                  D. plot dan perwatakan
  2. sudut pandang dan latar                                 E. perwatakan dan latar
  3. gaya dan penokohan

33.  Tak lama kemudian muncul Dany, sang juara, dengan langkah tegap, dan pada wajahnya melekat cemooh yang menghinakan. Wajahnya lebih tua dan keras. Jaket petinjunya bersulam benang keemasan. Kakinya yang berotot tampak telanjang hampir sampai ke pinggangnya, menunjukkan keyakinan hatinya sebagai pemenang. Tetapi penonton menyorakinya dengan “Huuuuu!!!”
Metode penokohan yang ada dalam cerita tersebut adalah ….
  1. Analitik           B. dramatik     C. langsung                 D. deskriptif                E. deduktif

34.  Tuti dan Mari dua kakak beradik. Keduanya putri R. Wiraatmojo, mantan wedana di daerah Banten. Meskipun Tuti dan Maria bersaudara, sifat mereka sangat berbeda. Tuti seorang pendiam. Ia selalu berhati-hati dalam bertindak. Ia lebih banyak menggunakan akal dan pikiran daripada perasaan. Sebaliknya, Maria gadis yang lincah dan periang, mudah tertawa tapi juga mudah murung. Gadis itu lebih banyak menurutkan perasaannya. Sifat kedua kakak beradik yang berlainan menyebabkan keduanya sering tidak sependapat. (Layar Terkembang)
Unsur intrinsik yang paling dominan dalam penggalan novel di atas adalah ….
  1. Alur                                                     D. setting       
  2. gaya bercerita                                      E. penokohan             
  3. sudut pandang

35.  Awalnya cerita “Lidah Pingsan” bergerak dari seorang wartawan yang yakin terhadap profesinya. Bahwa melalui profesi wartawan yang telah digelutinya, ia akan memberikan kesaksian pada publikterhadap perilaku protes Pak Mardhiko dalam bentuk pepe di Balai Desa Menangan. Mardhiko yang petani ini protes lantaran anaknya dituduh menggerakkan kerusuhan dan hilang tak tentu rimbanya.
Penggalan kritik pementasan drama monolog “Lidah Pingsan” di atas menjelaskan tentang
  1. ringkasan cerita drama monolog “Lidah Pingsan”
  2. penjelasan segi menariknya drama monolog “Lidah Pingsan”
  3. kritik terhadap pertunjukan drama monolog “Lidah Pingsan”
  4. penilaian kritikus tentang pementasan drama monolog “Lidah Pingsan”
  5. komentar terhadap penampilan Butet sebagai pemain drama monolog “Lidah Pingsan”
36.  Adalah Lasi, seorang wanita desa berayah bekas serdadu Jepang. Kulitnya yang putih dan matanya yang khas membawa dirinya menjadi bekisar untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan mewah seorang lelaki tua Pak Han di Jakarta. Betapa gagap Lasi ketika menemukan nilai perkawinannya dengan Pak Han hanyalah sebuah keisengan dan main-main. Kanjat, laki-laki teman sepermainan yang diharapkan menolongnya ternyata tak lagi peduli. Begitulah Ahmad Tohari dalam bekisar Merah-nya mencoba menjalin persoalan yang dihadapi tokoh utama.
Penggalan resensi di atas menyajikan ….
  1. data buku yang sedang diresensi
  2. garis besar isi (sinopsis) novel
  3. alinea pembuka yang memperkenalkan pengarang
  4. ulasan singkat tentang keunggulan novel yang diresensi
  5. kritik terhadap jalan cerita dan gaya penceritaan novel yang diresensi

37.  Yudhis adalah penyair yang lugu. Keluguannya kadang-kadang sampai kepada titik nekad. Sebagai penulis sajak Yudhis nampaknya tidak memperdulikan apakah yang ditulisnya itu benar-benar sajak atau kisah, suatu pekerjaan untung-untungan, atau petualangan yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh penyair-penyair yang berbobot.
(Tentang Sajak Sikat Gigi Yudhistira, Sutardji CB)
Penggalan tulisan Sutardji di atas dapat digolongkan ke dalam ….
  1. apresiasi sastra                         D. Resensi          
  2. analisis sastra                           E. kritik sastra    
  3. teori sastra

38.  Bungan-bunga yang mekar seperti memberi warna pada senja. Udara terasa segar. Daun-daun yang melambai, seperti menyerahkan hijaunya pada amusim. Waktu merambat berputar pada sumbu. Rasa terik yang tadi diam-diam melangkah memasuki kelam yang menyeruak dari segenap dataran hijau. Warna-warna berubah mengelam. Kesenyapan mengedap dalam dada desa. Sepi tiba-tiba meriung seperti kawah gunung. Sepi yang mengalir seakan denyutan nadi. Seperti menguraikan kehidupan yang abadi.
(Apotik Hijau, Korrie Layun Rampan)
Unsur setting yang dipaparkan pengarang dalam penggalan cerita di atas adalah ….
  1. setting waktu              B. setting sosial                       C. setting tempat
  1. setting budaya             E. setting suasana

39.  Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita (Amir Hamzah)
Jika diparafrasekan, penggalan puisi di atas dapat dinyatakan dengan kalimat di  bawah ini, kecuali
  1. Maut diminta datang oleh penyair untuk melepaskan dirinya dari kesedihan
  2. Supaya kesedihannya lenyap, penyair memilih mati
  3. Maut itu pula tempatnya meminta pertolongan karena waktu itu hatinya diliputi kekalutan
  4. Seorang teman menganjurkannya menghabisi nyawanya
  5. Ketika kesedihan menyelimuti, penyair putus asa dan berharap maut datang menjemput

40.  Apabila kritik hanya boleh kewat saluran resmi,
Maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pernyataan
Tidak mengundang perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
                                                         (Aku Tulis Pamflet Ini, Rendra)
Sasaran kritik penggalan puisi di atas adalah ….
  1. dunia pendidikan                                D. keadaan ekonomi
  2. ketidakadilan                                      E. dekadensi moral
  3. keadaan politi

1.      Setelah datang pada keesokan harinya, maka Hang Tuah pun membelah kayu api sebagai sediakala. Maka dengan takdir Allah ta’ala, orang mengamuk pun datang di tengah pasar, terlalu banyak orang mati dan luka. Maka segala orang berkedai itu pun meninggalkan kedainya, lari masuk ke dalam kampung. Maka gemparlah negeri Bintan itu, terlalu banyak huru-hara; orang pun lari tiada berketahuan. Maka kata orang lari itu , ” Hai, Hang Tuah, hendak matikah engkau tiada lari masuk ke kampung?”.................
  1. Maka orang mengamuk itu pun datanglah ke hadapan Hang Tuah serta ditikamnya dada Hang Tuah, diparangnya oleh Hang Tuah kepala orang itu dengan kapaknya, kena kepalanya, belah dua, lalu mati. dipertubi-tubikannya. Maka Hang Tuah pun melompat menyalahkan tikaman orang itu. Maka Maka segala orang banyak itu pun semuanya heran.

    ”Bapak sih kurang usaha dan kurang kemauan!” Ia tertunduk malas dan lesu. Ini bukan yang pertama. ”Coba Bapak lebih aktif sedikit. Lebih bersemangat, begitu. Bayangkan, ini baru tanggal sebelas, dan kita sudah tidak punya apa-apa. Tukang kredit sudah berkali-kali menagih. Uang cicilan TV belum kita lunasi.”

    Dua potongan wacana di atas menunjukkan adanya...
    1. Perbedaan penggunaan konjungsi.
    2. Hikayat tidak mencantumkan latar.
    3. Hikayat bercerita tentang kepahlawanan
    4. Hikayat bercerita tentang masalah keseharian
    5. Cerpen tidak menyiratkan perwatakan.

    2.                                                                               GADIS
    (mengulurkan tangannya) Selamat tinggal dan terima kasih. Jasa mas terhadap saya dan ibu tak dapat rasanya saya balas. Dan saya ingin sekali dapat berbuatsesuatu untuk mas. Apa yang bisa saya lakukan?
    SUDARSO
    (memandangnya dan lambat laun mendapat pikiran) Ya, ya ada, hanya barangkali...
    GADIS
    Bilanglah
    SUDARSO
    Saya tak bisa mengatakannya. Tidak apa-apa. Pergilah!
    GADIS
    Katakanlah. Saya sedia melakukannya, karena......Katakanlah!
    SUDARSO
    (suara lemas dan putus asa) Selama beberapa bulan saya di penjara ini kaulah gadis yang pertama-tama saya lihat. Dan saya tak pernah rasa sangat sepi terutama tadi malam dan jika kau sungguh hendak berbuat sesuatu karena Mas Tono dan kau segera akan pergi dan saya tak punya ibu atau adik atau orang lain yang akan mengucapkan selamat tinggal pada saya – krena itu, kalau bisa-nyatakanlah sungguh-sungguh selamat tinggal pada saya- (dia sejenak memandangnya dan mengerti tersipu, dan mendekat. Sudarso memeluknya dan mencium keningnya dua kali parau). Selamat jalan, adikku.
    GADIS
    Selamat malam (dia mencoba tersenyum). Selamat tinggal.....................
    John Galsworthy-Robert Midlemans – (Hanya Satu Kali)
    Potongan drama di atas melukiskan...
    1. Kesepian
    2. kasih sayang
    3. kerinduan
    4. ketegaran
    5. Ketabahan

    3. Konvensi penulisancerpen mengatakan bahwa dalam cerpen harus ada cerita, alur, latar, tokoh, dan karakter tokoh. Kata cerita perlu digarisbawahi. Kata itu erat kaitannya dengan narasi. Sebagaimana cerita umumnya disampaikan melalui narasi atau kisahan yang diperkuat dengan dialog/ percakapan antartokoh. Dalam cerita terdapat serangkaian peristiwa yang dikisahkan. Dalam kisah itu terdapat tokoh-tokoh yang beraksi. Aksi yang berlangsung dalam ruang dan waktu itu ditunjukkan lewat pengisahan dan percakapan.
    ”Ada apa, Mak?”
    ”Kakekmu, Nak. Nakal sekali. Semua sayuran dia singkirkan. Dikiranya aku tidak lihat. Padahal aku berdiri tepat di belakangnya. Ampun.”
    ”Ayahmu tuh, Mak!”
    ”Mertuamu, Pak”

    Di atas tertuliskan potongan esei dan bagian dari sebuah cerpen. Dari potongan cerpen tersebut terbukti ada bagian yang tidak diikutkan dalam penulisan cerpen ekperimental tersebut, yaitu...
    1. Alur
    2. Pengisahan
    3. Tokoh
    4. Latar
    5. Perwatakan

    4.  Hari ini hari Rabu, dan oleh karena itu, aku bekerja di ruang bos kami. Aku sengaja datang lebih pagi, dan setelah duduk baik-baik, aku mulai bekerja memperbaiki pena-pena. Direktur kami rupanya orang yang sangat pandai. Seluruh kamar kerjanya penuh dengan almari buku. Kubaca beberapa judul semua dalam bahasa Prancis dan Jerman. Tak ada sedikit pun sobekan kertas yang terserak. Semua buku terjajar rapi di alamari. Di tembok sebelah kanan meja kerja terpampang tulisan dengan pigura keemasan ’Anda bersahaja kami segan’.

    Watak Direktur dalam paragraf di atas yaitu orangnya...
    A. agresif
    B. cekatan
    C. penuh humor
    D. disiplin
    E. Lembut

    5. Setting panggung drama Hanya Satu Kali pada dialog seperti soal 48 sangat tepat apabila digambarkan di...
    A. dalam ruang penjara
    B. ruang interogasi
    C. ruang tunggu penjara
    D. ruang depan kamar penjara
    E. lorong penjara

    6.                       Buat Album DS

    Seorang gadis lagi menyanyi
    Lagu derita di pantai yang jauh
    Kelasi bersendiri di laut biru, dari
    mereka yang sudah lupa bersuka

    Suaranya pergi terus meninggi
    Kami yang mendengar melihat senja
    Mencium belai si gadis pada pipi
    Dan gaun putihnya sebagian dari mimpi

    Kami rasa bahagia tentu ’kan tiba
    Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan
    Penduduknya bersinar lagi dapat tujuan

    Lagu merdu! Apa mengertikah adikku kecil
    Yang menangis mengiris hati
    Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil
    Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali (Chairil Anwar)

    Chairil Anwar pada puisi tersebut terlihat gambaran sikap...
    A. pesimistis
    B. ragu-ragu
    C. bimbang
    D. optimis
    E. Serius

    7. Tak ada angin, tetapi selendang perempuan itu bagai melambai. Tak ada orang lain, tetapi bibir perempuan itu bagai tersenyum. Dan dengan langkah yang bagai tak menjejak tanah, perempuan itu masuk ke halaman masjid. Begitu mata memandang yang tampak indahnya birunya langit malam. Dari situlah kiranya sumber senyuman.

    Kalimat sumbang dalam cerpen tersebut terdapat pada kalimat...
    A. 1
    B. 2
    C. 3
    D. 4
    E. 5

    8.                     Maafkanlah

    Malam kelam ini
    Hati sunyi sepi
    Tiada lagi cinta
    Dan asmara untukku

    Maafkanlah sayang
    Segala salahku
    Kini tinggal kenangan
    Semua telah hilang

    Reff:
    Biarkan daku sendiri
    Walau kusadari kini
    Semua hanya duka lara (chrisye – adjie soetama)

    Lagu di atas menyiratkan makna ...
    A. Ketidakmampuan Diri
    B. Kepasrahan Pada Keadaan
    C. Sakit Hati
    D. Kecemburuan
    E. Penyesalan

    9.                     Solitude
    Yang paling mawar
    Yang paling duri
    Yang paling sayap
    Yang paling bumi
    Yang paling pisau
    Yang paling risau
    Yang paling nancap
    Yang paling dekap

    Samping yang paling
    Kau! (Sutarji Calzoum Bachri)
    Pada puisi di atas terdapat majas...
    A. Simile
    B. Anafora
    C. Epifora
    D. Personifikasi
    E. Pleonasme

    10.                                Salju
    Ke manakah pergi
    Mencari matahari
    Ketika salju turun
    Pohon kehilangan daun

    Ke manakah jalan
    Mencari kehidupan
    Ketika tubuh kuyup
    Dan pintu tertutup

    Ke manakah lari
    Mencari api
    Ketika bara hati
    Padam tak berarti

    Ke manakah pergi
    Selain mencuci diri (Wing Karjo)


    Bait tiga dan bait empat lebih dominan peran...
    A. Indera Penglihatan, Persamaan Bunyi
    B. Indera Peraba, Imaji
    C. Indera Peraba, Pikiran
    D. Indera Penciuman, Persamaan Bunyi
    E. Indera Penglihatan, Indera Pendengaran

    11. Cermatilah kutipan puisi berikut!
    Sajak Kita

    Dik, pagi kita cerah
    ............
    Dik, jika senja kita merah
    Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
    Malam begitu indah.

    Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
    kita menadah hujan-Nya Kelak kita
    Dia curahkan diam-diam
    Bagian rumpang puisi di atas dapat diisi dengan kalimat yang menekankan rima, yaitu dengan kalimat…..
    A. Akankah hari ini kita indah
    B. Pasti hati menjadi gundah
    C. Mungkinkah harus marah
    D. Hadapi dengan warna merah
    E. Haruskah menambah darah

    12.                                                                              KEPALA
    (berputar diam di kursi) Duduk, Sudarso (dia mengunjuk kursi di sebelah kanan meja).
    SUDARSO
    Terima kasih (dia langsung menuju meja dan duduk tanpa basa-basi)
    KEPALA
    (Bersandar dan mengamatinya. Ulama berdiri agak ke belakang). Sudarso, kau sudah hampir empat bulan di bawah jagaanku dan kau sejak hari pertama sampai sekarang berlaku baik.
    SUDARSO
    (acuh tak acuh tapi sopan). Buat apa saya mesti mengganggu tuan.
    KEPALA
    Kau, tidak menimbulkan kesulitan apa-apa dan karena itu saya mencoba menunjukkan penghargaan saya padamu sepanjang yang dibolehkan undang-undang.

    Pernyataan berikut sejalan dengan cuplikan naskah drama di atas, yaitu...
    A. Sudarso berwatak lembut
    B. Kepala mempunyai watak tegas
    C. Watak kepala ditunjukkan oleh ajakan untuk duduk
    D. Watak Sudarso terlihat saat menerima ajakan duduk
    E. Watak Sudarso terlihat karena sebagai tahanan

    13.        Laut dan Langit
    akulah laut
    di pundak ombak
    camar mari berpagut

    Kaulah langit
    atap melengkung
    menaungi jambul bukit

    antar Kau dan aku
    berambulan desar darah
    gelombang yang akhirnya memecah

    bila laut terduga
    langit tiada mungkinkah jarak
    yang memmupus ya-Mu jadi tidak? (Rayani Sriwidodo)

    Asal
    (Sutardji Calzoum Bachri)
    Asal haus itu air
    Keringkan dahagamu

    Asal demam itu obat
    Karibkan sakitmu

    Asal sampai sungsang
    Balikkan tanyaMu

    Kesamaan dua puisi di atas yaitu...
    A. Mengungkap Nilai Ketuhanan
    B. Adanya Penggunaan Rima
    C. Adanya Penggunaan Analogi
    D. Mengungkap Lingkungan
    E. Terkait Dengan Nilai Kepasrahan

    14.                                                                              ULAMA
    Tidak sama sekali. Dan dia pun tak hendak menceritakannya. Dia ingin mati sebagai manusia yang akan tinggal rahasia bagi kita. Kadang-kadang saya pikir, bahwa dia juga merupakan rahasia bagi dirinya sendiri.
    KEPALA
    Oh, dia Cuma hendak membela orang lain. Namanya pasti bukan Sudarso, itu kami tahu dan kami juga tahu apa yang diceritakannya omong kosong sama sekali. Tetapi mengapa? Saya kira saya tahu dia hendak menutupi perbuatannya terhadap keluarga dan kenalannya. Banyak orang yang berbuat seperti dia, tapi belum pernah sampai begini. Apa yang kita tahu? Hanya, bahwa kita menghukum seorang manusia dan kita tidak mengetahui siapa dia sebenarnya, atau dari mana asalnya atau hal-hal lain tentang dia sesudah enam bulan.

    Dialog drama di atas sedang memperbincangkan...
    A. latar belakang salah seorang tahanan
    B. kejiwaan salah seorang tahanan
    C. kebohongan alasan pembelaan salah seorang tahanan
    D. kepala bagian tahanan tidak percaya pada setiap alasan yang disampaikan tahanan
    E. rahasia seseorang yang tetap sebagai rahasia bagi orang lain dan dirinya

    15. Cermatilah dengan seksama drama satu babak yang berjudul “Janji Janji-Ibu Menteri”!
    Pembantu menteri sedang merenungi kesalahannya di kursi yang biasa digunakan untuk rapat di ruang itu. Tidak lama kemudian terdengar suara riuh dari kejauhan. Suara itu membuatnya bertambah lebih panik. Ia pun lalu bersembunyi.

    Pembantu Menteri : (Mendengarkan suara riuh itu dengan sungguh-sungguh). Waduh, cilaka! Aku harus segera bersembunyi. Tapi mau bersembunyi di mana? (Pembantu menteri lalu bersembunyi di balik meja kursi, sementara suara Josugih semakin jelas terdengar, Josugih, Parmingkem, dan Sugiyo naik ke panggung)
    Josugih : Kita adili saja pembantu menteri itu. Sudah jabatan rangkap tiga, tapi pelitnya malah semakin menjadi. Biasanya cuma janji, janji, dan janji.
    Parmingkem : Dan semoga saja, beliau tidak langsung terserang penyakit. Masalahnya para pejabat zaman sekarang, tiba-tiba mengidap penyakit kalau akan diadili. (Berkacak pinggang)
    Sugiyo : Walaaah, yang bener? (Penasaran)
    Parmingkem : (Sedikit jengkel) Sumprit, Sug. Setiap orang yang jajan di tempatku pasti mengeluhkan hal itu. (Sugiyo manggut-manggut)
    Josugih : (Hidungnya bergerak-gerak seperti mencium bau sesuatu) Sebentar, sebentar, apakah kalian mencium bau balsam yang biasa dipakai pembantu menteri itu?
    Semua : (Mencoba mencari arah/sumber bau balsem) E, …Lha dala! Sembunyi di sini to?
    Pembantu menteri : (Dengan raut muka kusut dan malu, ia berdiri). Pada dasarnya aku sedang mencari cincin saya yang jatuh, kok. (gugup) Apa kalian sedang mencari saya?………… Dwi Emawati, Terampil Berbahasa Indonesia 3

    Pesan tersirat yang dapat kita temukan adalah...
    A. Bagaimanapun kesalahan tetap akan dapat terungkapkan.
    B. Orang sebaiknya berbuat jujur agar tidak terjadi masalah
    C. Jadi pejabat harus hati-hati agar tidak tersangkut tindak korupsi
    D. Setiap masalah dapat mengakibatkan kehancuran karier
    E. Orang hendaknya tidak tamak dengan jabatan

    16.   DR. Taha   : (berdiri) Bekerja dalam vaknya saja. Habis perkara. Lain tidak. Tidak kurang
    tidak lebih.
    DR. Hak    : Dan siapa akan mengerjakan yang lain-lain itu, pergerakan ini dan itu. Ingat,
    intelek Indonesia hanya sedikit.
    DR. Taha   : Itu bukan perkara saya. Itu perkara orang lain. Dokter di Eropa toh juga tidak
    turut dalam segala tetek bengek dan lihatlah kemajuan mereka. Ilmu kedokteran
    mereka membumbung setinggi langit.
    DR. Hak    : (tersenyum) Seperti juga cita-cita kamu. Kamil?
    DR. Taha   : (menantang) Tentu, tentu, apa salahnya? Dan aku akan menandingi mereka
    semuanya, biar dalam pengetahuan, biar dalam praktik sehari-hari
    (Usmar Ismail – Intelek Istimewa)
    Potongan drama di atas mengungkap...
    A. ambisi jabatan
    B. keserakahan idealisme
    C. ketidakpedulian dalam berbangsa
    D. idealisme dalam keilmuan
    E. keilmuan dicari dengan kesungguhan

    17.                                                        ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
    Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
    KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
    Amisani! Amisani!
    Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
    Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
    Panewu keluar dan datang kembali
    BRAHMARAJA
    Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
    PANEWU
    Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
    KERTAJAYA
    Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
    BRAHMARAJA
    Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
    KERTAJAYA (berdiri)
    Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
    Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

    Pementasan bagian cerita di atas lebih tepat apabila menggunakan setting...
    A. dekat singgasana raja
    B. kamar ratu
    C. ruang depan keraton
    D. pintu gerbang keraton
    E. taman keraton

    18. Mbah Pairo tidak ada hubungan keluarga sama sekali dengan keluarga Samiaji. Ia adalah wulu cumbu, jenis hubungan khusus dengan seseorang yang menekankan semacam sikap pengabdian tapi tanpa ikatan   formal, Bapak Samiaji. Waktu mudanya Mbah Pairo memang menjadi kusir dokar. Samiaji tidak pernah tahu sejak kapan hubungan Mbah Pairo dengan keluarganya terjadi. Ia hanya ingat bahwa sejak dia kecil Mbah Pairo sering menggendong atau membawanya naik dokar ke mana-mana mengangkut penumpang.

    Perwatakan Mbah Pairo ditunjukkan pada kalimat...
    A. 1,2
    B. 2,3
    C. 3,4
    D. 4,5
    E. 2,5

    19. ”Soalnya memang bukan masalah tenggang rasa.” Samiaji mencoba menjelaskan pada Mariane. ”Semuanya memang sudah serba salah dari permulaan. Aku tidak mau menyalahkanmu dengan gagasan membawa anak kita ke mari supaya mengenal keluargaku dari dekat. Soalnya kita terlampau apologetik dan defensif sehingga agak susah untuk membina hubungan yang bebas dan sekaligus bisa menerima serta menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita semua, tanpa harus berbasa-basi.”

    Sebagai anak tunggal Mariane selalu merindukan hubungan kakak dan adik dan keluarga yang besar. Dan karena itu dia selalu berharap agar Samiaji lebih memperhatikan adik-adiknya yang berada di Indonesia.

    Konflik yang terjadi pada potongan cerpen di atas adalah...
    A. Marianne merindukan rasa kekeluargaan
    B. Marianne tidak mau tinggal di Indonesia
    C. Samiaji lebih senang apabila Marianne tetap tidak ke Indonesia
    D. Samiaji malu terhadap keluarganya
    E. Samiaji sangat membatasi anak-anaknya.

    20.                    Berjalan di Belakang Jenazah
    Berjalan di belakang jenazah angin pun reda
    Jam mengerdip
    Tak terduga betapa lekas
    Siang menepi, melapangkan jalan dunia

    Di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala
    Di atas: matahari kita, matahari itu juga
    Jam mengambang di antaranya
    Tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya (Sapardi Djoko Damono)

    Dari larik-larik puisi di atas dapat diungkapkan nilai...
    A. sosial
    B. moral
    C. budaya
    D. ketuhanan
    E. Kemanusiaan

    21. Ini hikayat cerita orang dahulu. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala, menunjukkan kejayaannya kepada hamba-Nya, maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Barantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indera Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu, beberapa raja –raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda pada tiap-tiap tahun.

    Jika kalimat hikayat di atas diubah dengan bahasa cerpen, kalimatnya adalah...
    A. Adapun nama rajanya Maharaja Indera Dewa.
    B. Terlalu amat besarnya kerajaan Maharaja Indera Bangsawan.
    C. Suami istri itu berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Berantah.
    D. Beberapa raja di tanah dewa itu takluk pada kekuasaan Raja.
    E. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala menunjukkan kepada hamba-Nya.

    22.                                                          ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
    Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
    KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
    Amisani! Amisani!
    Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
    Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
    Panewu keluar dan datang kembali
    BRAHMARAJA
    Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
    PANEWU
    Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
    KERTAJAYA
    Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
    BRAHMARAJA
    Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
    KERTAJAYA (berdiri)
    Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
    Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )

    Unsur drama berikut ini tidak tergambar dalam dialog di atas yaitu tentang...
    A. penokohan
    B. majas
    C. amanat
    D. tata kostum
    E. Latar

    23.      Karnasih     : Risiko, ayah, risiko. Manusia menganakkan manusia dan iblis.... menganakkan iblis!
    Hendrapati   : (tiba-tiba mukanya berubah) Karnasih!
    Karnasih      : Ya, ayah sangka, ayah bisa berkuasa atas semua orang, bukan? Ayah sangka ayah memutar semua kunci dan berkata, ”Sezam buka pintu” dan pintu akan terbuka, bukan?
    Hendrapati   : Kau......kau gila, Karnasih!
    Karnasih      : : Aku tidak gila sekarang, aku adalah anak ayah sejati sekarang! Pernahkah ayah mendengar pepatah kita ”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari? Tukarlah sekarang guru dengan ayah, dan murid dengan anak!
    Hendrapati   : Memang kau sudah kemasukan setan Irwan.
    Karnasih      : (keras) Jangan disebut nama Irwan di sini! Ayah hendak berkuasa di mana- mana, ayah hendak mencengkamkan kuku, semua orang bergaul dengan ayah taklukkan. Tetapi awaslah pada suatu waktu tidak mengherankan jika datang pembalasan!

    Dialog drama di atas secara tersirat lebih menekankan gambaran...
    A. perwatakan
    B. latar
    C. majas
    D. tema
    E. sudut pandang

    24. Cermati awal perkembangan roman dan cerpen Indonesia!
    Pada ragam karya sastra prosa timbul genre baru ialah roman, yang sebelumnya belum pernah ada. Buku roman pertama Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1920. Roman Azab dan Sengsara ini oleh para ahli dianggap sebagai roman pertama lahirnya sastra Indonesia. Isi roman Azab dan Sengsara sudah tidak lagi menceritakan hal-hal yang fantastis dan istana sentris, melainkan lukisan tentang hal-hal yang benar terjadi dalam masyarakat yang dimintakan perhatian kepada golongan orang tua tentang akibat kawin paksa dan masalah adat.
    Sebagian besar cerpen Angkatan 20 muncul sesudah tahun 1930, ketika motif
    kawin paksa dan masalah adat sudah tidak demikan hangat lagi, serta dalam
    pertentangan antara golongan tua dan golongan muda praktis golongan muda menang.
    Bahan cerita diambil dari kehidupan sehari-hari secara ringan karena bacaan hiburan. Cerita-cerita pendek itu mencerminkan kehidupan masyarakat dengan suka dukanya yang bersifat humor dan sering berupa kritik.
    Kebanyakan dari cerita-cerita pendek itu mula-mula dimuat dalam majalah seperti Panji Pustaka dan Pedoman Masyarakat, kemudian banyak yang dikumpulkan menjadi kitab. Misalnya:
    (1).Teman Duduk karya Muhammad kasim
    (2).Kawan bergelut karya Suman H.S.
    (3).Di Dalam Lembah Kehidupan karya Hamka
    (4).Taman Penghibur Hati karya Saadah Aim

    Simpulan yang didapatkan dari paragraf di atas adalah…
    A. Roman dan cerpen diawali pada Angkatan 20- an.
    B. Munculnya genre cerpen karena orang tidak lagi membahas masalah adat dan kawin paksa.
    C. Cerpen-cerpen Indonesia pada awalnya merupakan humor dan kritik dalam kehidupan berbangsa.
    D. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan yang sederhana.
    E. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan sehari-hari

    25.        Air Terjun Gunung
    Jari runcing gadis
    tiba
    menyilang ke lambung
    hingga pecah
    oleh kilat deras
    pedang
    menghunjam keras

    Hanya di kejauhan
    tumpah air rahmat itu
    sejuk
    ke kalbu (Siti Zainon Ismail – Malaysia)
    Puisi di atas mengabarkan ...
    A. keindahan pemandangan
    B. kesejukan air terjun
    C. kesepian
    D. kebahagiaan hati
    E. kesucian hati

    26.                    Kunang-Kunang
    Ngengat hina telah menghimpun kekuatannya
    Seakan kupu-kupu yang berpadu dengan api membara
    Kegelapan menjadi terang karena nyalanya
    Ia adalah tanda yang diciptakan
    Daripadanya percikan-percikan api terhimpun
    Dari gelora api dalam kalbunya
    Emas dan pandangan tajam timbul daripadanya
    Dengan resah sang kupu-kupu terbang ke setiap penjuru
    Mengitari api seakan ia dan api itu
    ”Aku” dan ”kamu” berpadu menjadi satu
    O, obor buat terbang dalam kegelapan mencekam
    Nyala apa yang kau rasakan sementara kau terbuai oleh rindu rendam?
    Kehangatan pengorbanan terasakan (M. Iqbal)

    Puisi di atas menyiratkan amanat...
    A. hidup penuh kehangatan
    B. hidup harus dipenuhi cinta kasih
    C. siapa merasakan rindu pengorbanan terasakan
    D. bila ingin hidup gelorakan semangat juang
    E. siapa ada dalam gelap ada masanya untuk terang

    27.                   Pengiring Kehidupan
    Pipi yang ranum, kulit bersih
    Raut terpahat lembut, bentuk ramping
    Lelap dalam pangkuan kemewahan
    Terayu dalam kurungan nyaman
    Usia muda lalu-lewat saja

    Pipi yang pucat, kulit yang muram
    Wajah kusam, hilang bentuk
    Dikelilingi sanak beranak-pinak
    Dipenuhi tetek bengek seharian
    Setengah baya tampak membosankan

    Wajah keriput, sosok membungkuk
    Tunarungu telinga, cekung mata
    Dikucilkan dalam pojok sepi
    Senyum ompong masih terkilas
    Usia lanjut paling abadi (Sheila Gujral)




    Dari puisi di atas didapatkan simpulan...
    A. Yang indah akhirnya akan menjadi tidak menarik
    B. Duniawi tidak akan kekal abadi untuk itu janganlah menjadi kebanggaan
    C. Duniawi hanya sebatas sebagai hiasan
    D. Ketuaan akhirnya akan menimpa setiap orang untuk itu tak perlu berbangga diri
    E. Siapa saja dapat memanfaatkan waktu tentu akan selamat dan abadi

    28.        Barang siapa tiada memegang agama
    Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

    Barang siapa mengenal yang empat
    Maka ia itulah orang yang ma’rifat

    Berikut ini tidak terkait dengan ciri khas gurindam, yaitu...
    A. dalam tiap bait menggambarkan bentuk kalimat majemuk
    B. baris pertama menggambarkan sebab dan kedua akibat
    C. kalimat sebab sebagai sampiran dan akibat sebagai isi
    D. isi gurindam menunjukkan kebenaran
    E. setiap bait menggambarkan induk dan anak kalimat

    29.  Barang siapa mengenal diri
           ....................................................

    Isian bagian bait yang rumpang tersebut adalah...
    A. Jangan lupa akan harum bunga melati
    B. Lebih baik menjadi manusia sejati
    C. Akan mendapat jantung hati
    D. Jauh di mata namun tentu tetap dekat di hati
    E. Maka telah mengenal Tuhan yang bachri

    30.        Pelipur Lara
    Luka yang tersedu
    Hati yang tersiksa
    Tak terjangkau kesembuhan
    Tapi kata, olesan
    Lunak suarakau yang
    Membelai,
    Karena sentuhan tangan
    Terendam derita (Sheila Gujral)

    Monolog untuk Nenenda

    Di ruangan yang hanya dihuni bayang-bayang
    Aku seperti melihat kenangan itu
    Berayun di atas kursi goyangnya;
    Dalam ketabahan seorang yang telah mahfum
    Fananya hidup, rapuhnya seutas benang.

    Tapi seperti tak ingin sepenuhnya sia-sia,
    Ia tetap saja menyulam fananya hidup,
    Yang hendak dikekalkannya,
    Menjadi selembar sulaman bergambar
    Untuk dibingkaikannya di ruang itu.
    (Rini Kuswantini)
    Rasa yang hendak diungkap penulis puisi di atas adalah…
    A. kasih sayang – ketidakkekekalan
    B. kesedihan – kesepian
    C. kasih sayang – kesendirian
    D. kasih sayang – kesungguhan
    E. penderitaan – ketabahan

    31.  Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beibadat tidak mengeluarkan peluh tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat..........Engkau kira Aku suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. Hei malaikat halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya” (A.A. Navis – Robohnya Surau Kami)

    Dari paragraf di atas tersirat pemahaman tentang agama oleh masyarakat pada saat itu bahwa...
    A. Orang harus banyak ibadah dan banyak amal.
    B. Orang yang beribadah saja akan masuk neraka.
    C. Tuhan sangat benci pada orang yang beribadah saja.
    D. Agama dipahami sebatas ibadah tidak terkait dengan amal
    E. Neraka jahanam balasan bagi orang-orang salah


    32. Mereka, Wartini, dan Syamsu sering bermain musik bersama-sama. Wartini bermain piano dan Syamsu bermain biola. Sejak datang Syamsu, Wartini mulai bermain piano kembali. Sekali, malam-malam Wartini dan Syamsu memainkan lagu Ave Maria, karangan Gounod.
    Asyik betul mereka bermain, bunyi biola Syamsu sangat mengharukan hati. Pertengahan lagu itu mengenangkan kepada seorang yang hampir putus asa, memekik ke arah langit, meminta pertolongan dari yang Mahakuasa. Mereka bermain penuh perasaan............Dan sesudah habis lagu itu, kedengaran olehku sedu orang menangis. (Idrus – ”Ave Maria”)

    Percintaan muda-mudi tahun 1940-an pada paragraf di atas...
    A. sangat sentimental
    B. banyak melibatkan nilai agama
    C. menandakan bersikap dewasa
    D. menekankan pikiran dibanding emosi
    E. mengutamakan masa depan

    33. ”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
    ”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
    ”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
    Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
    ”Berikan gunting itu, Waskito!”
    Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku.
    (Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
    Watak Bu Suci pada wacana di atas adalah...
    A. Pemberani
    B. Tegar
    C. Sabar
    D. Jujur
    E. Berwibawa

    34.                    Sajak Sikat Gigi
    Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
    Di dalam tidurnya ia bermimpi
    Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka

    Ketika ia bangun pagi hari
    Sikat giginya tinggal sepotong
    Sepotong yang hilang itu agaknya
    Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali

    Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu berlebih-lebihan (Yudhistira Ardi N)
    Puisi di atas menggambarkan cerminan masyarakat dengan budaya
    A. main-main, tidak serius
    B. berlatar religi
    C. berlatar adat
    D. demokratis
    E. Anarkis

    35.            MATAHARI TERBENAM
    Matahari
    melompat masuk ke samudera
    mencium gelombang
    dara molek tersipu
    dan berembun
    kemilau yang terpantul
    di kejauhan oleh
    langit barat dan biru (Sheila Gujral)
    Puisi terjemahan di atas menyuarakan...
    A. kedamaian
    B. kesendirian
    C. kepasrahan
    D. kepiluan
    E. Kesepian



    36.                    TANDA TANGAN SUNYI
    Taufan mengamuk
    Dalam gurun hatiku
    Mengangkat lapis-lapis keluhan
    Tampil di bawahnya
    Lapisan luas
    Penyesalan, yang menyambung
    Pada kerak dingin
    Sengsara
    Lapis demi lapis
    Kesemuanya tercabik-cabik
    Dan menetes melalui genangan mata
    Sehingga tanda tangan sunyi
    Turun lembut
    Pada kanvas kosong
    Hati yang itu-itu juga (Sheila Gujral)
    Puisi terjemahan di atas menyuarakan...
    A. kedamaian
    B. kesendirian
    C. kebahagiaan
    D. kepiluan
    E. keragu-raguan

    37. Saya menoleh kepada anak-anak kemudian kepada dia, pada mukanya yang bengkak. Untuk pertama kalinya saya lupa diri, lupa akan hak-hak dan harga diri, dan untuk pertama kalinya pula saya melihat padanya seorang manusia. Maka, kecil sekali rasanya arti segala cemburu yang telah melukai hati saya dan sebaliknya, sangat besar arti dari apa yang telah saya lakukan sampai-sampai saya ingin sekali menjatuhkan muka saya di atas tangannya sambil berkata ’maafkan aku!’ Tetapi, saya tidak bisa melakukannya. (L.N. Tolstoy – ”Pembunuh Istri”)

    Emak memang segala-galanya bagi kami sekeluarga, aku dan saudara-saudaraku. Ia pengganti ayah yang meninggal dalam buangan ke Digul. Sejak pembuangan ayah, Emak mengambil alih tanggung jawab. Emak membesarkan kami berlima. Beliau mendidik kami hidup keras. Sawah dan ladang yang selama ini digarap oleh ayah. Kini kami kerjakan bersama. ” Menurut semestinya, mamak kalian harus membantu kita. Tapi di zaman perang ini tak mungkin. Mereka ikut ke hutan bergerilya bersama tentara Republik. (Amran- ”Gaek”)

    Watak orang tua pada kedua potongan cerpen di atas adalah...
    A. keras – berdisiplin
    B. keras - penuh kelembutan
    C. keras – tanggung jawab
    D. ragu – tanggung jawab
    E. tegas - tanggung jawab

    38. ”Terima kasih Ignasha!”.... Aku tahu bahwa kau tidak akan menjadi Yudas. Terima kasih. Kau memang tahu bahwa tanpa kau keluargaku akan mati kelaparan. Aku seorang diri, kecuali keluarga kalian, aku tidak punya sanak famili, begitu juga istriku. Siapakah yang akan memberinya sesuap.....”
    ”Cukup sudah soal itu. Masuklah sebentar lagi kita sampai di stasiun.”
    ”Pergilah kau, aku akan cuci muka. Aku mau berterus terang, tapi sehabis kita bercakap-cakap tadi, aku benar-benar menangis seperti anak kecil. Mukaku serasa bengkak. Tapi jangan sekali-kali kau ceritakan hal itu kepada istriku.” (M.A. Sholokov – ”Kontraspion”)

    Tatkala itulah datang adik istrinya mengajak pulang:
    ”Ada pesan mak untukku?”
    ”Ada kang”
    ”Apa”
    ”Kau disuruh pulang ke desa. Sawah tak ada yang mengurus, kang. Mak makin tua. Kardi sekolah di Karangjati dan aku tak bisa kerja sendiri.” ( N.H. Dini – ”Kelahiran”)

    Kedua potongan cerpen di atas membicarakan...
    A. indahnya berkeluarga
    B. orang berkeluarga beragam tantangannya
    C. dalam berkeluarga peran kepala keluarga sangat penting
    D. setiap masalah dalam keluarga ada jalan keluarnya
    E. utuhnya keluarga terjadi bila ada rasa saling kesepahaman

    39.                                                                                KEPALA
    (Dia tidak menyangka akan dikunjungki orang seperti gadis itu) Boleh pergi, Parto!
    PEMBANTU
    Saya, tuan {Dia pergi ke luar)
    KEPALA
    (dengan suara sangat berlainan)Silakan duduk!
    GADIS
    Terima kasih.( Dia duduk di atas kursi samping meja).
    KEPALA
    (Terpikat karena mudanya dan sikapnya yang menarik)Nona................................
    GADIS
    Ya, tuan hampir satu jam.
    KEPALA
    Dan nona hendak ketemu dengan Sudarso?
    Kalimat yang dapat dijadikan pengisi bagian dialog yang rumpang adalah...
    A. Dengan apa ke sini?
    B. Sudah bicara dengan Bp. Bupati?
    C. Bagaimana kabarnya?
    D. Hendak bertemu dengan Sudarso?
    E. Sekarang?

    40.                                                                        POLEM
    (MENGHADANG BRAHIM) Jangan! Kau tak boleh turun. Kau tak boleh pergi, bila kepergianmu hanya untuk mengasah dendam.
    BRAHIM
    Tidak! Aku harus turun. Berapa waktu lalu, jeda kemanusiaan antara pasukan upah dan gerilyawan telah bersepakat., tak akan melakukan kekacauan dengan tinta yang masih belum kering.
    POLEM
    Itu suatu kemajuan. Seluruh kita seharusnya mendukung.
    BRAHIM
    Kemajuan(GERAM). Kemajuan apa? Baru saja nota kesepahaman ditandatangani, kekerasan kembali terjadi. Penyisiran dilakukan, pasukan upah membunuh anak-anak dengan alasan mereka terjangkit semangat Perang Sabilillah.
    POLEM
    Aku punya keyakinan. nota kesepahaman ini akan berhasil. Kita akan kembali hidup. Damai seperti sedia kala.
    Berikut ini tidak terkait dengan nilai-nilai seperti yang ditunjukkan dalam dialog drama di atas, yaitu...
    A. kasih sayang
    B. harapan ada kedamaian
    C. kecurigaan pudarnya nota kesepahaman
    D. hak asasi manusia
    E. Sosial

    41. Cermati   isi   kupitan   drama  berikut
          Narada  :  Maaf, ya. Kakang biasanya juga sangat lucu, heran entah kenapa mendadak
                         Berubah jadi serius sekali.
          Rini       : Kecewa! Persoalannya memang sudah sampai kepada tahap sangat serius.
                         Kalau toh ada humornya, bentuknya sudah nimbrung. Biar mereka ikut dengar juga. Sekaligus bisa ikut menimbang rasa, aku ini salah atau benar.
          Isi dialog drama tersebut adalah....
    A.    Semar sedang prihatin melihat para dewa dipermainkan seenaknya.
    B.    Semar sedang kesal kepada siapa saja yang berbicara dengan dirinya.
    C.    Semar sedang kecewa karena tidak ada yang serius menjadi pengikutnya.
    D.    Semar sedang marah kepada Narada karena berhumor tidak pada tempatnya.
    E.    Semar kesal kepada para dewa yang tidak mau menurut perintahnya.

    42.  ... Hai anakku, janganlah engkau beringin-ingin peperangan. Jikalau mudah sekalipun, ketahui bahwa segala perbuatan itu niscaya berbalas jua. Maka pelihara engkau kan akhir pekerjaan, bahwa bahaya itu terkejut datangnya. Maka seyogianya engkau dari dahulu pelihara daripadanya dan perteguh olehmu barang kata yang keluar daripada mulutmu dengan akalmu.
    (“Hikayat Iskandar Zulkarnain”
    dalam Kesusastraan Melayu Klasik Sepanjang Abad
    karya Teuku Iskandar)
    Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan di atas adalah ...
    A.    Setiap orang hendaknya selalu menjaga persahabatan bukan permusuhan.
    B.    Setiap pekerjaan itu ada bahayanya maka berhati-hatilah dengan ucapan.
    C.    Setiap terjadi peperangan pasti akan timbul pembalasan.
    D.    Segala kata yang terucap harus dilandasi dengan emosi.
    E.    Segala ucap hendaknya dipikirkan bersama-sama.

    43.        “Sudah kedelapan Kamis ini aku berpuasa sunat, Ibu, dan selama itu pula ayah Syafei meninggalkan kita. Selama ia masih dalam perjalanan, tak akan rumpangnya aku berpuasa sunat setiap hari Senin dan Kamis.”
    “Berpuasa sunat itu besar manfaatnya, Rapiah. Tapi sementara itu wajib benar bagimu memelihara kewarasan tubuhmu. Jangan rupamu secara tinggal kulit pemalut tulang saja.” (Salah Asuhan, Abdul Muis)

    Nilai moral paling menonjol yang terdapat dalam penggalan novel di atas adalah ....
    A.    perhatian atas penderitaan orang lain
    B.    keteguhan janji yang telah diucapkan
    C.    kejujuran perlu ditanamkan pada diri sendiri
    D.    kesedihan orang lain dapat dirasakan
    E.    keikhlasan seseorang dalam membantu

    44. ”Bu Suci! Waskito kambuh, Bu! Dia mengamuk! Dia mau membakar kelas!” Dengan sekali gerak, guru-guru lelaki dan aku berlarian menuju kelasku. Aku ketinggalan, kehilangan nafas sempat bertanya kepada murid si pembawa berita:
    ”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian bertengkar?”
    ”Tidak, Bu!” bantah anak itu keras. ”Dia tidak mau keluar istirahat. Wahyudi dan beberapa kawan mau menemaninya, juga tidak keluar. Tadinya saya ikut-ikut, tapi hanya sebentar terus keluar. Tidak tahu lagi apa yang terjadi! Saya kembali dari kamar kecil, dari jauh terdengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu! Betul sama, Bu! Katanya: aku benci! Aku benci kalian semua! Saya masuk kelas, Waskito menodongkan gunting! Entah dari mana! Begitu tiba-tiba, saya berbalik, lari ke kantor!
    Aku desak kerumunan murid yang menonton di pintu. Kulihat Kepala Sekolah maju sambil membentak dan menghardik para penonton. Waskito berdiri di muka kelas, membelakangi deretan bangku-bangku. Memang dia memegang gunting, tetapi tidak terbuka. Suara Kepala Sekolah menggelegar:
    ”Berikan gunting itu, Waskito!”
    Suara sedemikian kasar kukhawatirkan justru akan membikin muridku mata gelap. Sekali pandang aku mengetahui bahwa Waskito kaget oleh kedatangan Kepala Sekolah. Tanpa berpikir panjang kumanfaatkan kejutan tersebut. Tiga atau empat langkah aku bergegas mendahului Kepala Sekolah, gunting itu kurebut dengan kedua tanganku. (Pertemuan Dua Hati – N.H. Dini)
    Tema wacana di atas adalah...
    A. Setiap kebenaran akan membawa kebaikan.
    B. Tindakan yang penuh perhitungan akan membawa hasil yang berguna.
    C. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengatasi masalah.
    D. Pengabdian kerja yang tulus tidak mengenal berat ringannya pekerjaan.
    E. Keberanian ditunjukkan dengan ketegaran.

    45. “Menurut rencanaku, kalau kita bersama-sama memelopori gotong-royong mengangkut air danau itu,
    tentulah petani-petani lainnya akan ikut”, kata Sutan Duano pada Lembak Tuah.
    “Oh, dengan gotong-royong”, Lembah Tuah kecewa.
    “Ya Tentu saja dengan gotong royong”.
    “Kalau dengan mesin pompa tentu akan lebih baik”.
    “Tapi, di mana ada mesin pompa?”
    “Paling-paling orang-orang nanti dengan peralatan seadanya untuk membawa air.”
    “Mari kita awali agar terlihat hasilnya, kita disiplinkan pagi dan sore mengangkut air dari
    sungai.”
    Watak Sutan Duano yang tergambar dalam fragmen di atas adalah.…
    A. Senang Bermasyarakat
    B. Pekerja Keras
    C. Anti Terhadap Teknologi Modern
    D. Ambisius
    E. Berjiwa Pemimpin

    46. Maka, sahut Laksamana, “Jika sebanyak ini prajurit Majapahit, tiada, kuindahkan; tambahkan sebanyak ini lagi, pun tiada aku takut dan tiada aku indahkan. Jikalau luka barang seorang saja akan Melayu ini, maka negeri Majapahit ini pun habislah aku binasakan, serta Patih Gajah Mada pun aku bunuh,” serta ditendangnya bumi tiga kali.
    Unsur yang dominan dalam penggalan hikayat di atas adalah ... .
    A.    Tema
    B.    Perwatakan
    C.    Alur
    D.    Setting
    E.    Sudut pandang cerita

    47.  Perhatikanlah karya sastra Melayu klasik berikut.
    Maka hamba raja itu pun menjungjungkan titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah orangtua itu: "Daulat Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli Yang Maha Mulia, karena asal patik ini duduk dikota Maligai. Maka pada masa paduka Nenda berangkat pergi berbuat kenegeri ke Ayutia, mak patikpun dikerah orang pergi mengiringkan Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda sampai kepada tempat ini, maka patik pun kedatangan penyakit, maka patikpun ditinggalkan oranglah pada tempat ini.
    Unsur intrinsik yang tampak pada kutipan tersebut ialah....
    A.    Tema
    B.    Alur
    C.    Penokohan
    D.    Latar
    E.    Amanat

    48. Melalui Kopral Pujo yang hari itu pulang kembali ke markasnya di Dawuan aku menitipkan pesan kepada Sersan Slamet. Aku meminta izin istirahat barang empat-lima hari. “Mencari seseorang yang bisa menjaga nenek yang sudah sangat renta”. Begitu pesanku. Ternyata usahaku menemukan seseorang itu sangat mudah. Aku terkejut ketika menyadari semua orang di tanah airku yang kecil itu siap mmenuhi segala keinginanku.
                                                                      (Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari)
    Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah…
    A.    Kepentingan keluarga lebih utama daripada kepentingan pribadi.
    B.    Kemewahan membuat orang lupa diri.
    C.    Membiarkan orang tua hidup sendirian.
    D.    Hidup senang membuat orang lupa diri.
    E.    Rakyat kecil sangat menghormati pejabat.

    Perhatikan kutipan berikut!
         Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda    Sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
                                                           “kenangi-kenangan” oleh Abdul Gan
    49. Sudut pandang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah…
    A.     Orang pertama pelaku utama
    B.     Orang ketiga pelaku sampingan
    C.     Orang ketiga pelaku utama
    D.     Orang pertama dan ketiga
    E.     Orang ketiga serbatahu

    50. Watak tokoh “aku” dalam penggalan tersebut adalah…
    1. Percaya Diri             C. Mudah Menyesuaikan Diri
    2. Sombong                D.  Rajin Berusaha                          E. Mudah Dipengaruhi


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar