Kamis, 31 Maret 2011

SOAL


REMIDI SASTRA INDONESIA
Kelas : XI/IPB                            Satuan Pendidikan : SMA                                  Waktu: 60 menit

1. Bacalah dengan seksama!
“ Saya Tumenggung Reksoprojo tidak feodal. Saya betul- betul rakyat. Saya datang kemari jalan kaki. Saya makan dipinggir jalan. Saya bangsawan yang tidak kapitalis, bukan feodalis dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Kalian semua ini bajngan. Bicara soal kebudayaan Jawa yang adiluhung, sambil mabuk dan memeluk perempuan. Itu bajingan.
“Mana Bei Sestro …..”
Bei Sestro berdiri
“Jangan bawa nama Ki Ageng, Pak Menggung.”
Suaranya mengguntur
“Hoho, mau marah? Kau ngabehi bajingan.”
“Ya”
“Kamu suami tak tau malu, membudaki istrinya sendiri.”
“Ya”
“Kamu sama bajingan dengan ….”
Belum selesai kalimatnya, Pak Bei sudah menerjang. Bei Tondo menahan sekuatnya dibantu yang lain. Tumenggung Rekso sebenarnya tak perlu diterjang. Ketika Bei Tondo melepaskan, ia sudah terjatuh dengan sendirinya. Ringsek, tanpa ada yang menolong.  ……
Canting, Arswendo Atmowiloto, hal 24-25
Konflik yang terjadi pada penggalan novel diatas adalah …….
  1. Batin Reksoprojo tidak terima dengan kelakuan para feodalis
  2. Sebagai bangsawan wajib melestarikan budaya yang ada
  3. Perkelahaian antara Reksoprojo dan Pak Bei karena tidak trima diejek
  4. Pak Bei suka memperbudak istrinya
  5. Pebedaan pendapat antara bangsawan tentang budaya.

Penggalan cerpen untuk soal nomor 2 – 4.
Bacalah kutipan cerpen di bawah ini!
Sebagai tukang sapu pasar, saya tak punya kebiasaan apa-apa untuk mengajar anak-anak itu. Untung, beberapa guru dan mahasiswa datang secara sukarela mengajar anak-anak itu menulis, menyanyi, membaca, dan bercocok tanam. Setiap minggu, anak-anak diminta membaca puisi karangannya sendiri, juga cerpen, esai, dan menyanyikan lagui karya sendiri. Semalam pak Darkin memergoki Nining ada diantara anak-anak itu, ia lalu mencengkeram tangan anak perempuan itu dan menggelandangnya. Serta-merta saya menubruk tubuh Pak Darkin dan kami bergumul, tindih-menindih. Saya yang boleh dikata tak pernah berkelahi, langsung saja terkapar. Sayup-sayup terdengar orang-orang sibuk menolong saya.
Karena gaji yang tak seberapa, saya saya harus cukup cekatan dalam berkelit menghidupi anak-anak itu. Sekitar 15 anak setiap hari paling tidak makan dua kali. Setiap habis gajian, tak ada sisa sama sekali, bahkan digayuti utang disejumlah warung. Syukurlah ada anak yang bisa menyumbang dari pendapatannya mengamen atau memulung. Tapi yang sangat membantu adalah sumbangan para pedagang pasar. Pedagang beras menyumbang beras, pedagang sayur menyumbang sayur. Pedagang ikan menyumbang ikan. Bumbu-bumbu dapur rasanya tak pernah kekurangan.
(Bengawan Solo,Danarto, Kaca Piring hal 145)
2. Watak tokoh Pak Darkin pada kutipan cerpen di atas adalah……………..
  1. Mudah emosi, memaksa, kasar
  2.  Baik hati, emosi, bijaksana
  3.  Bijaksana, sosial, baik hati
  4.  Pemarah, dendam, baik hati
  5. Kasar, sopan, penolong
3. Isi penggalan cerpen di atas adalah ……….
  1. Tokoh saya merupakan seorang penyapu pasar yang suka berkelahi
  2. Tokoh saya seorang penyapu pasar yang berjiwa sosial dan peduli pada anak gelandangan
  3. Tokoh saya seorang yang suka memanfaatkan anak-anak gelandangan
  4. Tokoh saya sebagai penyapu pasar yang menghidupi anak-anak gelandangan
  5. Tokoh saya sebagai pimpinan anak gelandangan
4. nilai yang bisa diambil dari penggalan cerpen di atas adalah……………
  1. Nilai budaya
  2. Nilai agama
  3. Nilai sosial
  4. Nilai pendidikan
  5. Nilai etis

Tatkala itu, Acep bergerak-gerak dalam gendongan bapaknya. Kasim merasa anaknya menyusup-nyusupkan kepala ke dadanya, ke ketiaknya, seakan-akan mencari perlindungan yang lebih aman. Rasa sayang menyembul keluar dan menyesakkan kerongkongan Kasim. Anakku yang tak sempat mengenal ibunya, pikirnya. Anakku yang tak berkerabat kecuali bapaknya. Dan kini dia harus dititipkan pada orang lain. Akan selamatkah dibawa orang asing dalam penyeberangan nanti? Anak lelaki lipuran satu-satunya, pusat rasa yang sehalus-halusnya, peninggalan istri yang setia dan keras hati. Cucu yang akan dibawanya sebagai oleh-oleh untuk orangtuanya di Garut, untuk mertuanya di Pager Ageung, sebagai tanda mata anak dan menantu yang meninggal.

5.Konflik dalam kutipan cerita adalah….
  1. Kasim sangat takut karena anak yang ada dalam gendongannya jatuh dan menangis.
  2. Kecemasan Kasim terhadap anaknya yang diambil neneknya atau mertuanya.
  3. Perasaan sesak di kerongkongan Kasim mengingat bayinya yang tidak beribu.
  4. Kasim sangat khawatir apabila anak kesayangannya terbangun dan menangis.
  5. Rasa sedih Kasim yang sangat dalam karena anak dan menantu yang meninggal.

6.Penyebab konflik dalam kutipan cerita adalah….
  1. Anak Kasim jatuh dalam gendongannya sehingga dia menangis.
  2. Mertua Kasim melarang Kasim merawat anak kandungnnya sendiri.
  3. Istri Kasim sangat keras kepala dan tidak mau mengikuti nasihat.
  4. Istri Kasim meninggal dan meninggalkan anak mereka yang masih bayi.
  5. Kasim hanya memiliki anak satu orang dan tidak ada yang lain.

7.Peristiwa akibat konflik dalam kutipan adalah….
  1. Kasim meninggalkan bayinya lalu pergi.
  2. Anak Kasim diserahkannya kepada orang lain.
  3. Kasim menggendong anaknya agar diam.
  4. Istri Kasim meninggalkan Kasim selamanya.
  5. Kasim menitipkan bayinya kepada mertuanya.

8. Hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan, sebelum pada akhirnya kita menyerah (Dari Chairil Anwar, “Dera-derai Cemara”) Kata metaforis “menyerah” dalam bait di atas berarti ….
A. Kalah     B. Meninggal      C. Jatuh      D. Pasrah         E. Gagal

9. Majas ini merupakan majas perbandingan yang lengkap atau perbandingan yang utuh, untuk melukiskan suatu maksud dengan pemakaian serangkaian kiasan.
Majas yang sesuai dengan pengertian di atas adalah …
A. Metonimia     B. Personifikasi       C. Alegori        D. Hiperbola        E. Metafora

10. Mendadak darah saya mendidih mendengar kata-kata kasar itu
Majas yang dimaksud kalimat di atas adalah ….
A. Paradoks      B. Personifikasi        C. Litotes        D. Metonimia       E. Hiperbola

11. Dalam batin Corrie, terjadi pergulatan. Ia berusaha menyakinkan dirinya bahwa perkawinan antar dua bangsa tidak akan membawa bahagia. Namun ia tak dapat memungkiri suara hatinya yang mencintai Hanafi. Dengna kesadaran yang dipaksakan. Corrie menulis surat perpisahan dengan Hanafi. Surat itu berisi pandangan-pandangan Corrie seperti petuah ayahnya. Ia juga mengatakan jika kedudukan Hanafi Corrie belum sederajat maka perkawinan bagi mereka adalah mustahil. Corrie tak dapat menerima Hanafi.
Salah Asuhan, karya abdul Muis
Kalimat yang bergaris bawah dalam penggalan novel diatas mengandung majas …
A. Sinekdok         B. Paradok          C. Eufemisme      D. Metonimia           E. Metafora

12. Sedang di dalam jip, Tono melihat ke luar, ke depan. Dia tahu kemana jalan itu akan membawa jip itu. Jalan itu akna buntu pada sebuah pertinggan di batas kota. Jalan yang kekiri akan membawa mereka ke arah penjara sedang jalan yang ke kanan kea rah kebun karet.
Musim Gugur Kembali di Conecticut oleh Umar Khayam
Majas yang terkandung dalam penggalan di atas adalah …
A. Metafora        B. Personifikasi      C. Alusio        D. Hiperbola       E. Litotes

13.  Arti istilah bloking yang terdapat dalam pementasan drama adalah …
A. Panggung tempat pemain                       D. Batas ruang gerak setiap pemain
B. Pakaian pemain                                     E. Penjelasan yang disampaikan sebelum pertunjukan
C. Tata lampu

14. Alat-alat pementasan drama, tata cahaya, tata busana dan tata suara dalam istilah drama disebut ….
A. Setting              B. Blocking                   C. Latar             D. Properties                E. Prolog

Bacalah puisi berikut!
KEBEBASAN
Di atas hancuran tembok yang kuruntuhkan
Berdiri aku di atas kuda putih, gaya dan jaya
Di hadapanku menghampar padang dan bukit
Dengan lengkungan langit yang membuatku lapar ruangan

Lalu dadaku memberikan ruangan
Bagi jantung yang memukul berdentang
Memancarkan darah yang dia degap degupkan

Darah kudaku pun ikut menjalang dan dia berlonjak-lonjak oleh kekesalan
Lalu ku lepas dan kami menderu pacu ke pantai-pantai
(Rivai Apin, Horison Sastra Indonesia, Kitab Puisi. Hal 102)
15. Tema puisi di atas adalah …….
  1. Kerinduan                     C. Kebebasan               E. Semangat
  2. Kekecewaan                  D. Kepahlawanan

16. Pada bait pertama pada penggalan puisi di atas terdapat pengindraan …….
  1. Pendengaran                 C.  Perasa                     E.  Peraba
  2. Penciuman                    D.  Pengelihatan

17.        Bakhil jangan diberi singgah 
Itulah perampok yang amat gagah
Puisi lama di atas disebut ….
A. Pantun               B. Gurindam                  C. Karmina                    D. Syair             E. Talibun

18. Sesungguhnya, ia mengetahui, pemuda yang ada di hadapannya tidak lain adalah anak tirinya. Namun, keadaan juga yang menuntut mereka menjadi korban. Wanita pemilik losmen itu mati dengan keris pusakanyasendiri setelah ia membunuh Profesor Tabib yang memaksanya demi memuaskan nafsu setan. Juga si penyair mati dalam berondongan peluru musuh setelah ia mengadakan perlawanan demi kehidupan dan demi bangsanya. “Losmen Sederhana hanya tinggal puing yang membara dan lesu mengepulkan asap kelam-kelam. Terkuburlah di bawah reruntuhan dan sekitarnya pengkhianatan dan pejuang-pejuang tanpa baju seragam, tanpa bintang, tanpa nama, dan tanpa pertanda.” (hal.99)
B. Sularto, Tanpa Nama: Domba-Domba Revolusi, 1964: 99
Kutipan di atas menggambarkan …
A.    Wanita itu pemilik losmen yang baik
B.    Peperangan bisa membinasakan segalanya
C.    Kematian mereka dinilai sebagai pahlawan
D.    Para tokoh adalah orang yang cerdas, egois, ambisius, patriotic
E.    Semua tokoh berwatak pengkhianat

19.        Maka ia ingat-ingat lagi bagaimana ia memulai mendirikan rumah itu, yg menjadi kebanggaannya, kebanggaan seorang laki-laki, bisa menyediakan tempat berlindung bagi keluarga. Mulanya dari pertemuan sederhana dengan seorang pemborong di rumah Bi Tati. Si Bun itulah orangnya. Obrolan mulanya sederhana saja, tapi kemudian menjadi menarik bagi kedua belah fihak, karena menyangkut suatu rencana pembangunan di pabrik tempat Permana bekerja. Tahu-tahu obrolan itu berkelanjutan. Bun mengajukan tawarannya dan rencana bangunannya. Direktur pabrik menyerahkan pada Permana untuk menilainya dengan syarat, ia minta dibangunkan sebuah gudang di belakang rumahnya. Permintaan itu tidak susah untuk dipenuhi. Dibicarakan dengan pemborong dan pemborong itu setuju. Maka pesanan dilakukan. Perjanjian ditandatangani. Gudang dibuatkan juga.
(Keluarga Permana, Ramadhan K.H.)
Unsur moral yang terdapat dalam kutipan di atas adalah . . . .
A. Moral rasa bangga akan hasil kerja
B. Moral kesepakatan antara pemborong dengan pemberi kerja
C. Moral sikap menghormati orang lain
D. Moral korupsi para pemimpin
E. Moral sopan santun menghadapi rekan kerja

20. Setelah musuh menyerang wilayah mereka. Pasukan itu kalah. Namun mereka pantang menyerah dan terus berusaha mengumpulkan tenaga dan kekuatan pasukan.
     Ilustrasi di atas menggambarkan peribahasa...
  1. Patah tumbuh hilang berganti.
  2. Harimau mati menunjukkan belangnya.
  3. Tiada gading yang tak retak.
  4. Sebelum ajal berpantang mati.
  5. Sebab buah dikenal pohonnya.

21.   Aku membawa sebagian air ke kamar, untuk jambangan bungaku. Ayahku membawa alat-alat bengkel ke rumah. Di pelataran rumahku dipasang sebuah gubug. Alat-alat itu ditaruh di sana. Ayah mulai pulang pada siang hari. Sehabis makan, ia bekerja di bengkel muka rumah, memukul-mukul besi. Seperti dalam bengkel, rumahku menjadi gaduh. Kawan-kawan ayah membantunya, lalu ramailah seluruh rumahku dengan pukulan-pukulan besi. Sekali ayah membawa dinamo dan dung-dung-dung mesin itu memenuhi udara.
 Latar yang tampak pada kutipan di atas adalah …..
  1. Sebuah bengkel
  2. Sebuah gubug
  3. Halaman sekolah
  4. Halaman kebun
  5. Halaman muka rumah yang dijadikan sebuah bengkel

22. Siapa yang membantu ayah dalam kutipan di atas ……
  1. Aku
  2. Teman-temanku
  3. Kawan-kawan ayah
  4. Ibu dan aku
  5. Ibu dan teman-temanku

23. Latar waktu yang hadir dalam kutipan di atas adalah
  1. Subuh
  2. Pagi hari
  3. Siang hari
  4. Sore hari
  5. Malam hari

24.    Dan paling tidak direlakan masyarakat kampung adalah perkawinan ayahku, agaknya. Pada titik terakhir, mereka menginginkan agar ayahku kawin lagi dengan seorang perempuan yang berasal dari kampung mereka sendiri.
“Man, ketika kau berusia lima tahun, aku tidak dapat menghindar dari anjuran untuk kawin lagi. Umi dan Bak Toukau pin berkeras-keras menyuruhku. Alasan mereka adalah untuk mencoreng arang yg melekat di kening”
“Maksud ayah?”
“Ya, karena aku sebagai salah seorang anak kampung mereka, tapi sudah melangkahi cara-cara perkawinan yg ada. Hal ini baru bisa ditebus jika aku sudah menikah dgn salah seorang perempuan di sini.” (Bako, Darman Moenir)
Unsur ekstrinsik dalam penggalan di atas adalah . . . .
  1. Jiwa seorang ayah yang lemah
  2. Kawin lagi demi adat
  3. Adat suatu daerah tentang perkawinan
  4. Kekerabatan dalam suatu kampung
  5. Pelanggaran tata cara perkawinan

25. Perhatikan pantun berikut ini!
Pergi ke Sunda naik andong
Tidak lupa mampir ke Bekasi
………………………………
Semua hartamu hasil korupsi
Larik yang tepat untuk mengisi bagian rumpang dari pantun di atas adalah ….

A.    Jangan bangga wahai para istri
B.    Wahai kawan janganlah sombong
C.    Siapa sangka siapa menduga
D.    Wahai kawan janganlah bimbang
E.    Makan nasi di kota Jombang

26. perhatikan kutipan drama berikut!
Helmer    : Semua telah berlalu! Sudah lewat! ... Nora, apakah kamu tidak akan ingat lagi kepadaku?
Nora       : aku tahu bahwa aku sering ingat kepadamu dan kepada anak-anak serta rumah ini.
Helmer    : Bolehkah aku berkirim surat kepadamu, Nora?
Nora       : Jangan ....... sama sekali jangan. Kamu jangan melakukannya!
Helmer    : Tetapi, paling tidak, biarlah aku mengirim kepadamu.
Nora       : Jangan mengirim apa-apa, jangan mengirim apa-apa
Helmer    : Biarlah aku menolongmu jika kamu memerlukannya.
Nora       : Jangan, aku tidak menerima apa-apa dari seorang yang asing.
Helmer    : Nora, tidakkah aku dapat menjadi sesuatu yang lain, kecuali menjadi orang assing bagimu?
Unsur intrinsik yang menonjol dalam penggalan naskah drama tersebut adalah ....
  1. Alur                  B. Plot              C. Tema                        D. Perwatakan Tokoh                E. Setting

27.  1. “Pertemuan yang kurang menggembirakan,” kata Monang ketika mereka sudah keluar dari kedai sate itu. Anton diam melirik pada manen (Raumaunen).
2. “Aku ada perlu denganmu, Monang. Ada yang hendak kubicarakan ...” Suara Manen lesu. Rassanya lidahnya berat sekali, seakan-akan otot-ototnya semua sudah melebur menjadi air. Aneh sekali perasaannya. Barangkali dia sakit ....... (Raumaunen)
3. “Aku turun di jalan Riau saja, Non” kata Anton tiba-tiba dalam mobil. “Baru kuingat massih ada urusanku yang belum selesai.”
4. Ia takut kepergok ibunya, pikir Manen. Lucu ..... orang ini sungguh lucu. Sudah dewasa, sudah bekerja, sudah segala-galanya .... dan masih takut kepergok ibunya waktu berbicara dengan pacarnya! (Raumaunen)
Cara penggambaran sudut pandang dia-an serba tahu terlihat dalam paragraf ......
A.    1,2                 B.  2,4              C.  2,3              D.  3,4              E. 1,3

28.       Entah mengapa, begitu ibu selega itu berkata mengenai malaikat yang pada suatiu saat akan datang. Saya lupa kata-kata ibu. Saya hanya ingat, ibu selalu berkata baik kepada siapa pun, dan sering sekali ibu memberi nasihat kepada saya untuk meniru perbuatan-perbuatannya. Sebagai anak yang baik, saya selalu menurut.
Pada suatu hari entah umur berapa saya pada waktu itu menyuruh saya untuk pergi, entah kema, “Lupakanlah saya, Haruman, pergilah untuk mencari pengalaman,. Pada waktunya nanti, kamu pasti akan merasa bahwa waktumu untuk kembali kepada saya telah tiba.”
(Mata yang indah, cerpen Pilihan Kompas 2001)
Perwatakan tokoh ibu dalam cerpen tersebut dikemukakan dengan cara .....
  1. Dideskripsikan secara langsung oleh pengarang.
  2. Melalui dialog antar tokoh.
  3. Melalui tingkah laku tokoh-tokoh.
D.    Dideskripsikan secara tidak langsung melalui tanggapan tokoh lain.
E.    Dideskripsikan secara langsung dan tidak langsung.

29. Bacalah penggalan teks drama berikut
Hary                    : Aku suka sekali pada Nita
Triyanto               : Apa yang kamu suka dari dia?
Hary                    : Dia itu …..
Triyanto               : Memang sih, semua teman-teman suka pada dia. Selain itu dia cantik sekali.
Pribahasa yang tepat untuk melengkapi dialog tersebut adalah …..
  1. Air yang tenag jangan disangka tidak berbahaya
  2. Karena emas memas, karena padi menjadi
  3. Memikul di bahu, menjunjung di kepala
  4. Hati bagai pelepah, jantung bagai jantung pisang
  5. Seperti limu padi, kian berisi kian runduk

30.            Kalau pandai berkain panjang
Serupa dengan kain sarung
Lebih dari kain pelikat.
Kalau pandai berinduk semang
Serupa dengan ibu kandung
Siang dan malam dijadikan tongkat
.
Puisi di atas tergolong talibun. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah….
A.    Terdiri atas enam baris dalam satu bait
B.    Bersajak akhirsilang larik-lariknya
C.    Berisi curahan perasaan dan nasihat
D.    Dipakai untuk menyindir orang
E.    Jumlah lariknya 6 dan berhubungan sebagai sampiran dan isi

31. Mendadak darah saya mendidih mendengar kata-kata kasar itu Majas yang dimaksud kalimat di atas adalah ….
A. Paradoks                       D. Metonimia                E. Hiperbola
B. Personifikasi                  C. Litotes

32.          Timbul niat dalam kalbumu
Terban hujan, ungkai badai
Terendam karam
Runtuh ripuh tamanmu rampak
             
 Manusia kecil lintang pukang
Lari terbang jatuh duduk
Air naik tetap terus
Tumbang bongkar pokok purba
(Hanya Satu : Amir Hamzah)
Nilai estetika yang terkandung dalam penggalan puisi di atas terletak pada ….
A. Bentuk dan diksi               C. Diksi dan rima       D. Rima dan bentuk
B. Metaphor dan bentuk        E. Majas dan rima

33.       Senyummu selalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
tapi kotaku jadi hilang tanpa jiwa
…..
(”Gadis Peminta-minta”- Toto Sudarto)
Kata bermakna lambang pada penggal puisi di atas adalah ….
A. Tengadah Padaku                      C. Bulan Merah Jambu               E. Tanpa Jiwa
B. Senyummu Terlalu Kekal D. Kotaku Jadi Hilang

34.        Sungai bersinar menyilaukan mata, 
Menyembulkan buih wana pelangi
Citraan puisi tersebut adalah….
A.Penglihatan                     C. Pendengaran                        E. Perabaan
B.Perasaan                        D. Pemikiran

35.      Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Makna konotasi yang tergambar dalam baris lagu tersebut adalah….
A.Perjuangan Hidup Seorang Ayah              D. Kehidupan Yang Pernah Dijalani Ayah
B.Pandangan Hidup Seorang Ayah                         E. Keuangan Yang Pernah Dialami Ayah
C.Kekuatan Batin Seorang Ayah

Jumat, 11 Maret 2011

Di Indonesia banyak sekali dijumpai beragam karya sastra lama yang ditulis
dalam huruf Arab Melayu. Artinya, penulisan dengan huruf Arab (Hijaiah) dan
menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, huruf hijaiah di sini tidak
menggunakan harakat, yaitu baris tanda bunyi a (fatah), i (kasrah), dan u (damah) serta tanda an, in, un (tanwim). Pada pertemuan kali ini, Anda diharapkan
mampu menuliskan kata dengan huruf Arab Melayu. Sebelumnya, coba
Anda cermati tata penulisan Arab Melayu berikut ini